“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik).” (HR Bukhari dan Muslim).
Sebelum
kita mengucapkan suatu kalimat, ada baiknya kita pikirkan terlebih dahulu
apakah kalimat yang akan diucapkan menyakiti hati orang lain atau tidak. Bahkan
dalam hadis Rasulullah, kita dianjurkan untuk diam jika tidak mampu berkata
baik. Hal ini menunjukan bahwa esensi untuk menjaga lisan itu sangat penting.
Menjaga
lisan memang bukan perkara mudah apalagi sedang emosi atau marah. Seringkali
kita selalu mengeluarkan ucapan-ucapan kotor yang tidak seharusnya diucapkan
ketika marah terhadap sesuatu. Akan tetapi, hal itu jelas tidak ada dalam diri
orang-orang yang berakhlak. Mereka yang memiliki akhlak yang baik salah satunya
tercermin dari lisannya.
Tahukah sahabat? Kalau kita hanya membatasi bahwa menjaga lisan adalah tugas mulut kita, itu salah. Kini, teknologi yang menyebar begitu pesat dan memengaruhi kehidupan dan interaksi penggunanya dapat menjadi salah satu wadah untuk bertutur kata semaunya. Itulah mengapa, tugas menjaga lisan bukan hanya mulut, tetapi juga jari.
Baca juga: Inilah Perkara yang Berpotensi Menghapus Pahala, Poin 3 Sering Terjadi, Kan1?
Banyak
orang yang kini semena-mena dengan tulisannya, tidak bijak menggunakan media
sosial. Kita melihat fenomena yang sudah tidak asing lagi di mata; orang-orang
menghujat satu sama lain, saling melempar komentar yang tidak baik, mendoakan
hal-hal buruk, bahkan kepada orang yang tidak kenal sekalipun. Itulah fenomena
media sosial dan kita adalah budak di dalamnya.
Tugas
menjaga lisan bukan hanya mulut, kini juga jari. Mulailah untuk belajar
mengucapkan hal-hal baik dan mulailah untuk bijak dalam bermedia sosial.
Sekecil apapun kalimat yang kita ucapkan dan tulis, itu ada
pertanggungjawabannya. Jangan mengucapkan sesuatu yang kita saja tidak mau
mendengar itu dari mulut orang lain. Ingatlah bagaimana kualitas kita di
hadapan Allah salah satunya adalah dengan melihat apa yang keluar dari lisan
kita.
Jaminan
untuk orang-orang yang menjaga lisan adalah surga. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam hadis riwayat Bukhari.
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku
tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya; yakni mulut
atau lidah, serta antara kedua kakinya; yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (HR. Bukhari).