Kita mungkin tidak bisa mengubah semuanya, tapi kita bisa mengingat dan bersuara untuk mereka!
Setiap kisah yang kita dengar, setiap perhatian yang kita berikan, adalah langkah kecil untuk menghadirkan kemanusiaan di dunia yang sering kali lupa peduli.
Inilah kisah mereka yang terlupakan di balik pasir Gurun Negev!
Bayangkan, sebuah tempat yang tersembunyi di tengah gurun Negev, Israel. Di sana, ribuan tahanan dari Gaza diperlakukan seperti bayangan, tanpa nama, tanpa hak, dan tanpa suara. Mereka adalah korban dari kebijakan yang dikenal sebagai "Unlawful Combatants Law", yang memungkinkan penahanan tanpa bukti atau proses hukum.
Salah satu tempat paling kontroversial adalah Kamp Penahanan Sde Teiman. Tahukah kamu, apa itu Sde Teiman?
Sde Teiman adalah sebuah pangkalan militer yang sekarang difungsikan menjadi pusat penahanan, dibuka pada Desember 2023. Dari luar, mungkin tampak seperti instalasi militer biasa. Namun, di dalamnya, tersembunyi kisah-kisah penderitaan yang jarang terdengar.
Di balik pagar kawat berduri dan di bawah terik matahari gurun, para tahanan menjalani kehidupan yang penuh siksaan. Mereka sering kali diborgol dan ditutup matanya, dipaksa duduk dalam posisi yang menyakitkan selama berjam-jam. Kekurangan makanan dan air, serta kondisi sanitasi yang buruk, memperburuk keadaan. Banyak yang menderita penyakit kulit seperti kudis, sementara yang lain harus menanggung luka tanpa perawatan medis yang memadai. Ini gila, tapi nyata!
Dilansir dari media @Tempo (6/8), Seorang pengungkap fakta, yang bertugas di fasilitas medis rumah sakit lapangan, mengatakan: "Mereka melucuti segala sesuatu yang menyerupai manusia.”
Disebutkan bahwa penjaga diperintahkan untuk membungkam tahanan dan memilih individu yang “bermasalah” untuk dihukum. Pengungkap fakta lainnya mengatakan pemukulan yang dilakukan "bukan untuk mengumpulkan data intelijen melainkan sebagai balas dendam...”
B'tselem, sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, mengungkapkan bahwa sejak Oktober 2023, jumlah tahanan Palestina di penjara Israel meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 10.000 orang. Organisasi ini melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam kasus penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan. Kesaksian dari 55 tahanan yang baru dibebaskan menunjukkan pola penganiayaan yang sistematis, termasuk pemukulan, penghinaan, dan kurang tidur.
Kita tahu, hukum internasional jelas melarang penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan. Namun, apa yang terjadi? Laporan dari berbagai organisasi, termasuk Amnesty International dan PBB, menunjukkan bahwa praktik-praktik tersebut masih terjadi secara luas di penjara-penjara Israel. Jelas! Ini menimbulkan pertanyaan serius, bukan? Bagaimana komitmen Israel terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional?
Cerita dari tahanan yang mengerikan ini mungkin jarang sekali terdengar, atau bahkan informasinya tidak masif di kalangan masyarakat. Mungkin kita jauh dari lokasi, tetapi kita tidak boleh membiarkan penderitaan yang tak terlihat tetap dalam bayang-bayang. Mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran hak asasi manusia adalah langkah-langkah yang dapat kita ambil. Terus menyebarkan informasi mengenai Palestina, saling mendukung dan mempererat solidaritas, boikot, dan berbagai tindakan lain yang membuat kita tidak diam dengan ketidakadilan ini!