Islam telah menetapkan zakat sebagai kewajiban dan menjadikannya sebagai salah satu rukunnya serta memposisikannya pada kedudukan tinggi lagi mulia. Karena dalam pelaksanaan dan penerapannya mengandung tujuan-tujuan syar’i (maqâshid syari’at) yang agung yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat, baik bagi si kaya maupun si miskin.
ZAKAT SEKARANGPengertian Zakat
Zakat secara bahasa
mempunyai beberapa arti: An-Nama’ (tumbuh dan berkembang), Ath- Thaharah
(suci), dan Ash-Sholahu (baik). Sedangkan menurut terminologi syari’ah, zakat
berarti kewajiban atas harta atau sejumlah harta tertentu yang dikeluarkan oleh
muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh muslim dalam waktu tertentu untuk
diberikan kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya sesuai dengan
syariat Islam. Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah dan
waktu suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan serta pendistribusian
& pendayagunaannya pun ditentukan pula.
Macam-macam Zakat
Zakat secara umum
terbagi kepada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.
• Zakat Maal
Secara umum, zakat maal
adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki oleh individu muslim atau
badan usaha yang dimiliki muslim dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan secara syariah.
a.
Merupakan kepemilikan
penuh.
b.
Harta yang dapat
berkembang.
c.
Sudah mencapai nishab.
d.
Melebihi kebutuhan
pokok.
e.
Kepemilikan hartanya
sudah sampai satu tahun, kecuali zakat pertanian dan zakat rikaz.
• Zakat Fitrah
Zakat fitrah atau zakat
badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap
muslim mukallaf untuk dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa atau orang yang
menjadi tanggungannnya. Zakat fitrah diwajibkan pada setiap muslim tanpa
membedakan status sosial dan tingkat ekonominya, maupun taraf umurnya. Bayi
yang lahir sebelum waktu maghrib tanggal 1 Syawal juga wajib dizakati. Termasuk
wanita yang dinikahi sebelum waktu maghrib tanggal 1 Syawal wajib dizakati oleh
suaminya.
Syarat dikenakannya
zakat atas harta berikut ini:
a.
Harta tersebut merupakan
barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal.
b.
Harta tersebut dimiliki
penuh oleh pemiliknya.
c.
Harta tersebut merupakan
harta yang dapat berkembang.
d.
Harta tersebut mencapai
nishab sesuai jenis hartanya.
e.
Harta tersebut melewati
haul.
f.
Pemilik harta tidak
memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi.