Senyum polos Amir merekah saat ia berhasil mendapatkan segenggam nasi dan kacang lentil yang ia pungut dari tanah. Namun, sebelum sempat menikmatinya, peluru tentara Israel merenggut hidupnya. Kisah yang memilukan ini diceritakan oleh mantan tentara Amerika Serikat, Anthony Aguilar. Ia bertugas di pusat distribusi bantuan di Jalur Gaza, pusat bantuan ini dikelola oleh Yayasan Kemanusian Gaza atau dikenal juga dengan GHF (Gaza Humanitarian Foundation) yang didukung oleh AS dan Israel di daerah Tel Sultan sebelah barat Rafah.
Anthony menjadi saksi atas pembunuhan terhadap Amir, ia menceritakan saat-saat emosional menjelang syahidnya. Menurutnya Amir adalah anak yang bertelanjang kaki dan kurus, ia berjalan sejauh 12 kilometer di bawah terik matahari dan berharap mendapatkan bantuan makanan untuk memuaskan rasa laparnya. Setelah berjam-jam menunggu ia hanya diberikan segenggam nasi dan kacang lentil saja.
Baca Juga: Walaa al-Jaabari: Jurnalis yang Dibom Bersama Bayi di Rahimnya
Amir juga sempat menghampiri Anthony, lalu mencium tangannya seraya mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa syukur. Namun peristiwa itu begitu cepat terjadi, saat ia dan warga sipil lainnya akan pergi, tentara Israel menembakkan gas air mata dan peluru ke arah kerumunan, hingga melukai Amir dan membunuhnya di tempat.
Kejadian ini menuai reaksi marah pengguna media sosial, dengan para aktivis berpendapat bahwa kejahatan tersebut mengungkap klaim kemanusiaan palsu, seputar penyaluran bantuan di Gaza. Di tengah kelaparan mematikan dan pembunuhan sistematis yang bahkan menyasar anak-anak yang hanya menginginkan sepotong makanan untuk memuaskan rasa laparnya.
Hal ini juga membuktikan bahwa pusat-pusat distribusi bantuan di Gaza terutama yang didukung dan dibentuk oleh AS dan Israel, tidak didirikan untuk memberikan bantuan. Melainkan telah menjadi alat untuk mempermalukan martabat dan juga sebagai jebakan untuk membunuh para warga sipil.
Baca Juga: Solidaritas Anak-anak Yordania: Ketika Rasa Lapar Menjadi Bahasa Perlawanan
Pendudukan Israel tidak hanya membuat anak-anak Gaza kelaparan, tetapi menyerang mereka secara terus-menerus tanpa ampun. Dan lagi-lagi peran organisasi internasional dipertanyakan dalam menghadapi pelanggaran terang-terangan terhadap hak anak dan hak asasi manusia di Gaza. Para aktivis pun menyerukan agar para pelaku kejahatan dimintai pertanggungjawaban dan segala kebenaran diungkapkan kepada dunia.
Kesyahidan Amir mengingatkan dunia pada kisah tragis Hind Rajab. Pertanyaannya, berapa banyak lagi kisah seperti ini yang tak pernah terungkap? Sudah waktunya dunia internasional berhenti sekadar mengutuk, dan mulai bertindak nyata demi menghentikan kejahatan ini.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.