Waspadai Penyakit ‘Ain, Saat Kekaguman Bisa Membawa Petaka

Waspadai Penyakit ‘Ain, Saat Kekaguman Bisa Membawa Petaka


Risdawati
30/07/2025
24 VIEWS
SHARE

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tak lepas dari interaksi sosial baik secara langsung maupun melalui media sosial. Namun, di balik tatapan penuh kekaguman atau komentar yang tampaknya biasa saja, Islam mengajarkan adanya potensi bahaya tersembunyi yang dikenal sebagai penyakit 'ain. Penyakit ini bukan sekadar gangguan fisik atau psikis biasa, melainkan efek nyata dari pandangan hasad (iri hati) atau kekaguman yang tidak disertai dengan doa kebaikan.

Penyakit 'ain telah disebutkan dalam berbagai hadis shahih sebagai sesuatu yang nyata dan bisa menimpa siapa saja, tanpa memandang usia, status, atau kedudukan. Rasulullah saw bersabda:

“Al-‘ain haqqun (penyakit 'ain itu benar-benar ada).” (HR. Muslim). 

Dalam riwayat lain yang berasal dari Ibnu Abbas ra, dikatakan Nabi saw bersabda, “Penyakit ‘ain itu benar-benar nyata, seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, maka ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Inilah Waktu yang Tepat Mengucapkan ‘Masya Allah’, Masihkah Keliru?

Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak 'ain dalam kehidupan seorang Muslim, sehingga perlu dipahami, diwaspadai, dan diatasi sesuai tuntunan syariat. Penyakit ‘ain ini pernah terjadi pada seorang sahabat Nabi saw yaitu Sahl bin Hunaif. Suatu hari, ia sedang mandi. Tubuhnya dikenal sangat bagus dan putih bersih. Saat itu, seorang sahabat lainnya, yaitu ‘Amir bin Rabi’ah, melihat tubuh Sahl dan merasa takjub, lalu berkata:

“Aku belum pernah melihat kulit seputih ini, bahkan seperti kulit seorang gadis pingitan!”

Tak lama setelah ucapan itu keluar, Sahl langsung jatuh sakit dan tubuhnya lemas tak berdaya. Ia pun dibawa kepada Rasulullah saw dalam kondisi tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Sahl bin Hunaif pun bercerita kepada Rasulullah tentang apa yang dilakukan ‘Amir bin Rabi’ah, Rasulullah saw segera mengetahui penyebabnya dan bersabda:

“Mengapa salah satu dari kalian ingin membunuh saudaranya? Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang mengagumkannya dari saudaranya, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya!” (HR. Malik, Ahmad, dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh Al-Albani).

Kemudian, Nabi saw meminta Amir bin Rabi’ah untuk berwudu. Air sisa wudunya lalu dikumpulkan dan disiramkan kepada tubuh Sahl bin Hunaif. Dengan izin Allah, Sahl langsung sembuh seketika.

Baca Juga: Dzikirnya Sederhana, Pahalanya Luar Biasa

Dari kejadian ini Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Orang yang memandang dengan pandangan kagum khawatir bisa menyebabkan ‘ain pada benda yang ia lihat, maka cegahlah keburukan tersebut dengan mengucapkan: Allahumma baarik ‘alaih (Ya Allah berikan keberkahan kepadanya)” (Ath Thibbun Nabawi, 118).

Adapun doa untuk memohon perlindungan dari penyakit ’ain sebagaimana dianjurkan Rasulullah saw, yakni: 

A'udzubikalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin liammatin. 

“(Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela).”

Umat Islam wajib membentengi dirinya dengan doa dan zikir pagi-petang agar terhindar dari gangguan jin, setan, dan mata-mata yang jahat. Dengan memohon perlindungan kepada Allah dan saling mendoakan keberkahan, insya Allah kita terhindar dari penyakit ‘ain. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah dari segala bentuk keburukan yang tampak maupun tersembunyi. Aamiin.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA