Menjemput Akhir dengan Iman

Menjemput Akhir dengan Iman


Risdawati
04/11/2025
13 VIEWS
SHARE

Berapa kali kita membuat rencana untuk masa depan merancang karier, menabung demi rumah impian, atau menyiapkan hari bahagia bersama orang tercinta? Kita begitu teliti menata kehidupan dunia, seolah semua akan berjalan selamanya. Namun, ada satu kepastian yang sering luput kita siapkan yaitu kematian.

Bagi seorang Muslim, kematian bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju keabadian. Maka, bersiap menghadapinya bukan tanda takut atau pesimis, tapi bukti kedewasaan iman. Dengan hati yang sadar dan jiwa yang tenang, kita belajar memahami bahwa hidup hanyalah persinggahan, dan akhirat adalah rumah sesungguhnya.

Dengan memahami makna kematian, seorang Muslim akan menjalani hidup dengan lebih tenang, berhati-hati, dan penuh makna. Allah Swt berfirman:

 “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati…” (QS. Ali Imran: 185).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kematian bukan sekadar akhir dari kehidupan, melainkan awal dari perjalanan menuju keabadian. Tidak ada satu pun yang bisa menolak atau menunda kedatangannya. Dari kesadaran inilah muncul beberapa alasan mengapa seorang Muslim harus mempersiapkan diri menghadapi kematian.

1. Menyadari Dunia Hanya Sementara

Seorang Muslim yang bijak menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah tempat singgah sementara. Ia tidak mudah terpikat oleh harta, kedudukan, atau popularitas yang bisa menyesatkan hati. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, Rasulullah saw bersabda:

 “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara”. (HR. Bukhari).

2. Memperbanyak Amal Saleh

Persiapan menghadapi kematian dilakukan dengan memperbanyak amal saleh, seperti salat wajib dan salat sunnah, sedekah, membantu sesama, membaca Al-Qur’an, serta menjaga lisan. Ketika kematian tiba, yang dibawa bukan harta, melainkan amal yang bermanfaat.

3. Bertaubat dan Memohon Ampunan

Manusia tidak luput dari salah dan dosa. Karena itu, seorang Muslim yang beriman selalu menjaga taubatnya dan memperbanyak istighfar setiap hari. Taubat bukan tanda kelemahan, tetapi wujud kesadaran dan kerendahan hati di hadapan Allah. Allah Swt berfirman:

“…Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).

4. Menjaga Hutang dan Hak Sesama

Seorang Muslim yang siap menghadapi kematian akan berhati-hati dalam urusan utang dan hak orang lain. Ia berusaha menunaikan kewajibannya sebelum ajal tiba, agar tidak meninggalkan beban di dunia maupun di akhirat.

5. Membuat Wasiat

Menulis wasiat merupakan bentuk tanggung jawab dan kebaikan hati. Dengan membuat wasiat, seorang Muslim memastikan hak dan amanahnya tersampaikan dengan benar, serta menghindari perselisihan bagi keluarga yang ditinggalkan. Rasulullah saw bersabda:

“Tidak layak bagi seorang Muslim yang memiliki sesuatu yang hendak diwasiatkan, ia bermalam dua malam tanpa menuliskan wasiatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Memperbanyak Zikir dan Doa

Zikir dan doa menenangkan hati serta menguatkan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Dengan banyak mengingat Allah, seorang Muslim akan lebih siap menghadapi kematian dengan hati yang tenang dan penuh keimanan.

Mempersiapkan kematian bukan sekadar kewajiban, tetapi bentuk cinta dan kesadaran seorang Muslim kepada Allah. Dengan menyadari hakikat hidup dan akhirat, setiap langkah kita di dunia akan lebih bermakna, hati lebih tenang, dan amal lebih bernilai. InsyaAllah kita termasuk orang yang selalu bersiap menjemput akhir dengan iman.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA