Waspada Penipuan: Ancaman Hilangnya Keberkahan Hidup

Waspada Penipuan: Ancaman Hilangnya Keberkahan Hidup


Risdawati
18/12/2025
17 VIEWS
SHARE

Modus penipuan sering kali dianggap sebagai kesalahan kecil yang bisa dimaklumi. Padahal, dalam Islam, dampaknya sangat besar karena dapat menghilangkan keberkahan rezeki dan ketenangan hidup.

Dalam ajaran Islam, kejujuran adalah fondasi utama dalam bermuamalah. Oleh karena itu, segala bentuk penipuan, sekecil apa pun, dipandang sebagai perbuatan tercela. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Islam secara tegas melarang penipuan dan kecurangan. Allah Swt berfirman:

“Celakalah orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!” (QS. Al-Muthaffifin: 1).

Ayat ini menjadi peringatan keras bagi setiap bentuk kecurangan, termasuk penipuan, karena memiliki konsekuensi besar bagi para pelakunya.

“Barang siapa menipu, maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR. Muslim).

Maka jelaslah bahwa melakukan penipuan tidak hanya berdosa, tetapi menjauhkan seseorang dari akhlak dan teladan Rasulullah saw.

Dampak Penipuan dalam Keberkahan Hidup

Dalam Islam, penipuan dapat menghilangkan keberkahan rezeki. Harta yang diperoleh mungkin tampak banyak, tetapi ketenangan hidup justru berkurang. Tidak jarang, rezeki yang tidak halal membawa masalah dalam keluarga, kesehatan, maupun pekerjaan.

Selain berdampak pada keberkahan hidup, penipuan juga termasuk perbuatan memakan harta orang lain secara tidak sah. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt:

 “Dan janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.” (QS. An-Nisa: 29).

Bentuk-Bentuk Penipuan dan Cara untuk Menghindari

Penipuan bisa terjadi di berbagai situasi. Dalam jual beli, misalnya dengan menyembunyikan kekurangan barang atau mengurangi timbangan. Penipuan juga sering terjadi dalam pekerjaan, laporan keuangan, dan donasi palsu. Di era digital saat ini, cara penipuan semakin beragam. Karena itu, setiap orang perlu lebih waspada dan berhati-hati agar tidak terlibat dalam perbuatan yang dilarang agama.

Agar terhindar dari bahaya penipuan dalam Islam, setiap Muslim perlu menanamkan nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Berikut cara menghindarinya:

1. Pastikan setiap transaksi online dilakukan secara transparan.

2. Hindari godaan yang menawarkan berbagai keuntungan instan dan tidak jelas sumbernya.

Selain itu, selalu ingat bahwa Allah Swt Maha Mengetahui setiap perbuatan manusia. Maka, bersikap jujur adalah jalan menuju rezeki yang halal dan penuh berkah.

Lantas, bagaimana Islam memandang orang yang ingin kembali ke jalan yang benar setelah terlibat dalam penipuan?

Bagi mereka yang pernah terlibat dalam penipuan, Islam tetap membuka pintu taubat tanpa batas. Taubat diwujudkan dengan penyesalan yang tulus, meninggalkan perbuatan tersebut, serta mengembalikan hak sesama jika memungkinkan. Di samping itu, memperbanyak amal kebaikan menjadi ikhtiar untuk menyucikan harta dan menata kembali kehidupan, salah satunya melalui sedekah kepada mereka yang membutuhkan.

Dengan demikian, penipuan mengikis keberkahan dan ketenangan hidup, sementara kejujuran membawa rezeki yang halal dan berkah. Bagi yang pernah terjerumus, pintu taubat selalu terbuka. Dengan menyesal, meninggalkan perbuatan, dan memperbanyak amal kebaikan, hidup bisa diperbaiki dan keberkahan kembali hadir. Mari mulai dari langkah kecil, karena dari sanalah kebaikan yang besar tumbuh.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA