Kesepian sering kali dirasakan oleh setiap orang bahkan di tengah keramaian sekalipun. Meski kerap diidentikkan dengan orang-orang yang menyendiri, nyatanya tidak semua orang yang menyukai kesendirian merasakan kesepian. Namun, pada umumnya, kesepian menandakan kurangnya interaksi sosial yang berkualitas.
Meski terdengar sepele, tapi kesepian bisa berdampak serius terhadap kesehatan, bahkan diklaim dapat mempercepat proses penuaan lebih drastis daripada kebiasaan merokok. Klaim ini tentu mengejutkan, mengingat rokok selama ini dikenal luas sebagai salah satu penyebab utama penuaan dini, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
Lalu, bagaimana mungkin kondisi emosional seperti kesepian bisa mengalahkan efek buruk zat kimia dalam rokok? Apakah benar tubuh kita bisa menua lebih cepat hanya karena merasa sendiri dan terisolasi? Mari kita telusuri bukti ilmiah di balik klaim tersebut dan melihat seberapa besar dampak kesepian terhadap kesehatan dan proses penuaan manusia.
Sebuah studi besar yang dipublikasikan di jurnal Aging-US pada tahun 2022 menemukan bahwa, kesepian, stress, dan kurangnya dukungan sosial bisa mempercepat penuaan biologis. Efeknya pada tubuh bisa lebih besar daripada merokok.
Baca Juga: Cara Rasulullah ini Cocok untuk Kamu yang Gampang Stres!
Penelitian ini menggunakan Aging Clock atau jam epigenetik untuk mengukur usia biologis berdasarkan perubahan DNA. Orang yang kesepian menunjukkan usia biologis yang lebih tua 1,65 tahun dari usia kronologis mereka lebih tinggi daripada efek dari merokok, yang mempercepat sekitar 1,25 tahun.
Sebuah penelitian lain yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine National Institutes of Health mengungkapkan bahwa kesepian sama berbahayanya dengan merokok 15 batang sehari. Dalam penelitian ini para ahli melibatkan 300 ribu orang dewasa dan 50% orang yang mengalami kesepian meninggal dunia lebih cepat, dibandingkan dengan mereka yang mampu bersosialisasi.
Kesepian juga mengaktifkan respons stress kronis, karena membuat tubuh dalam kondisi fight or flight terus-menerus. Hal ini meningkatkan hormon stress seperti kortisol, yang berdampak buruk pada sistem kekebalan, fungsi jantung, otak dan memori, serta percepatan kerusakan sel.
Proses regenerasi sel pun terlambat, sehingga membuat tubuh lebih cepat "aus” yaitu proses penuaan dini atau kerusakan biologis yang berjalan lebih cepat karena stress emosional seperti kesepian. Selain itu, kesepian dan isolasi sosial dapat meningkatkan 50% risiko demensia, 29% peningkatan risiko penyakit jantung, 32% peningkatan risiko stroke, serta risiko kematian dini meningkat.
Baca Juga: Dilema Nasional: Rokok, antara Kantong Negara dan Paru-paru Rakyat
Hal ini selaras dengan istilah epidemic of loneliness berdasarkan data dari U.S Surgeon General, Vivek Murthy mengeluarkan peringatan resmi bahwa kesepian bukan sekadar “perasaan buruk” melainkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat baik secara individu maupun kolektif.
Merokok jelas berbahaya, tapi kesepian berdampak pada tubuh secara lebih menyeluruh dan tersembunyi. Keduanya mempercepat penuaan, namun kesepian lebih sulit disadari dan diatasi, karena sering tidak terlihat secara fisik.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.