Menjadi seorang muslim di era modern saat ini, tentu tidak sepi cobaan. Setiap zaman memiliki kadar cobaan yang berbeda. Mungkin ketika zaman Rasulullah salah satu cobaan keimanannya adalah dengan banyaknya peperangan. Salah satu cobaan keimanan pada era ini adalah gemerlap dunia dan segala aktivitas dunia yang menyibukkan.
Tercatat dalam Al-Qur’an surah Saba’ ayat 39 bahwa, “Allah Swt., melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” (Q.S Saba’: 39).
Namun demikian, masih banyak dari kita yang bekerja dengan dalih mencari rezeki, tapi malah semakin jauh dengan yang Maha Pemberi Rezeki. Hidup di tengah kapitalisme memang cukup berat. Seseorang tidak akan mendapatkan uang jika tidak bekerja, sehingga tidak bisa memenuhi kehidupan sehari-hari; tidak bisa membayar tagihan, tidak bisa membayar biaya pendidikan, dll. Alhasil, muncullah pemikiran bahwa rezeki sekadar berbentuk uang dan beranggapan bahwa mereka sendirilah yang mendatangkan rezeki tersebut dari hasil usahanya sendiri.
Baca juga: Jangan Lakukan 3 Hal Ini Kalau Kamu Tidak Mau Rezekimu Sulit!
Banyak orang yang bekerja sangat giat, sangat semangat, sampai terjebak dengan konsep kerja workaholic (gila kerja), sehingga beranggapan bahwa semakin banyak kerja semakin banyak juga uang yang didapatkan. Akibat gila kerja ini banyak orang yang kemudian lupa untuk beribadah kepada Allah. Hari-harinya ia padatkan untuk mencari uang, uang, dan uang.
Di dunia mungkin kita memiliki jabatan yang tinggi, tapi di hadapan Tuhan, jabatan kita hanya sekadar hamba. Seharusnya kita menyadari itu. Seberapa menyibukkannya kah aktivitas dunia sampai kita lupa dengan kewajiban-kewajiban kita? Mencari rezeki mungkin mudah, tapi berkah atau tidaknya itu yang diperhitungkan. Jangan sampai kesibukan dunia mengalahkan kedekatan kita dengan Tuhan, sedangkan dalam Al-Qur’an kembali dijelaskan bahwa hanya orang yang bertakwalah yang dimudahkan rezekinya dari jalan yang tidak terduga-duga.
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Q.S at-Thalaq: 2-3).
Baca juga: Mengenal Makna Zakat Lebih Dekat!
Tidak salah untuk menjadi para pekerja keras, tetapi tetap menjaga ibadah kepada Allah. Bekerja keras hanyalah wasilah untuk mencari rezeki, sedangkan sumber pemberi rezekinya yaitu Allah Swt. Maka dari itu, sangat tidak pantas ketika kita bekerja mencari rezeki, tetapi menjauh dari Sang Maha Pemberi Rezeki. Pekerjaan kita akan sia-sia, kita hanya sekadar mendapatkan uang, tetapi tidak ada keberkahan di dalamnya. Jadikanlah setiap pekerjaan bernilai ibadah dengan cara niatkan karena Allah Swt.