Dari Noda Menjadi Cahaya: Jejak Perjuangan Sri Handayani Bersama LAZ Al Azhar

Dari Noda Menjadi Cahaya: Jejak Perjuangan Sri Handayani Bersama LAZ Al Azhar


Eliyah
20/08/2025
7 VIEWS
SHARE

”Kadang, jalan hidup menemukan kita bukan di tengah gemerlap kemewahan, tetapi justru di antara tumpukan cucian dan deru mesin tua yang nyaris menyerah.”

Sri Handayani (34) tahu persis rasanya membangun sesuatu dari hampir tidak ada. Tahun 2019, berbekal modal Rp600.000 dari program Prakerja dan tekad yang tak bisa ditakar, ia bersama suaminya memulai usaha laundry kecil-kecilan. Peralatannya sederhana, ruang usahanya seadanya. Tapi mimpi mereka? Tak pernah kecil.

Dari ruang sempit itu, Sri belajar merawat harapan. Ia menjadikan media sosial bukan sekadar etalase, tapi alat perjuangan. Ia tahu bahwa promosi bukan hanya soal produk, tapi juga tentang menghadirkan kepercayaan dan kehangatan. Lambat laun, usaha mereka menarik perhatian. Bukan karena janji kosong, tapi karena hasil yang nyata.

Sesuatu yang besar memang harus diusahakan dengan kerja keras yang tak biasa. Dalam diam, ia terus belajar, seminar, grup belajar khusus laundry, hingga organisasi profesi ia sambangi. Ia sadar, usaha kecil bisa menjadi besar asal disertai ilmu dan konsistensi. Kini, usaha laundry miliknya tak hanya dikenal di Kota Bukittinggi, tapi juga menjadi rujukan berkat satu keunggulan unik: ”Treatment Noda Membandel”, keren, bukan!? Laundrynya terkenal dengan kemampuan luar biasa menghilangkan noda dari pakaian, sepatu, tas, hingga karpet.

Tak berhenti di situ, Sri mulai meracik sendiri bahan kimia dan deterjen untuk operasional usaha. Produksinya masih terbatas, tapi visinya sudah melesat jauh: ia ingin membuka cabang dan memasarkan produk racikannya ke pasar yang lebih luas. 

Di titik inilah LAZ Al Azhar hadir. Bukan hanya sebagai pemberi dana, tapi sebagai pendamping harapan. Bantuan modal dari program pemberdayaan ekonomi umat digunakan Sri untuk membeli mesin karpet berkualitas tinggi. Hasilnya langsung terasa, mulai dari omzet naik, pelayanan meningkat, dan kepercayaan pelanggan semakin menguat.

Selain pada bisnis yang ia kerjakan, dampak tersebut juga terasa dikehidupan keluarga Sri. Dalam delapan bulan bersama program ini, banyak hal yang berubah. Sri memisahkan keuangan pribadi dan usaha, menyisihkan keuntungan untuk pendidikan anak, dan mulai berinvestasi emas. Total aset kini mencapai Rp65.000.000, buah dari kerja keras, strategi, dan pengelolaan yang lebih baik.

Tapi mungkin perubahan paling dalam terjadi bukan pada angka, melainkan di hati. Kualitas ibadah membaik, keharmonisan rumah tangga terjaga, kesadaran menjauhi riba dan berbagi lewat sedekah menjadi napas keseharian. Rumah tangga mereka kini bukan sekadar tempat tinggal, tapi tempat tumbuhnya nilai.

LAZ Al Azhar terus mendampingi, mengevaluasi, dan memastikan bahwa setiap rupiah bantuan adalah benih yang tumbuh, bukan sekadar lewat.

Tentu, kisah Sri menjadi pengingat paling dalam bahwa dalam noda sekalipun, ada peluang untuk menyucikan. Dari cucian dan deterjen, lahir harapan dan keberdayaan. Dan di balik usaha kecil itu, tersembunyi kekuatan besar yang bisa menggerakkan ekonomi umat; satu keluarga, satu mimpi, dan satu perubahan yang lebih baik.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA