Tidak semua hal di dunia ini bisa kita kendalikan. Ada hal-hal yang sudah kita upayakan sekuat tenaga, namun tetap berjalan tidak sesuai rencana. Di sinilah kita diajak untuk belajar tawakal bukan sebagai bentuk menyerah, melainkan sebagai bentuk keyakinan bahwa setelah usaha maksimal, ada kuasa Allah yang menentukan hasil terbaik untuk kita.
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha’i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”
Hadis di atas menjelaskan burung tidak diam menunggu makanan jatuh dari langit, tapi mereka tetap berusaha mencari makan. Inilah makna tawakal yang benar, usaha disertai dengan keyakinan bahwa Allah Swt akan memberikan hasil terbaik.
Baca Juga: Kisah Orang yang Beribadah Selama 500 Tahun Belum Dijamin Masuk Surga
Jadi, jangan lagi salah kaprah mengenai hakikat tawakal, karena tawakal dengan pasrah buta tidaklah sama. Tanpa ikhtiar, tawakal menjadi tidak bermakna, begitupun sebaliknya. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan lauw (seandainya) dapat membuka pintu setan.” (HR. Muslim).
Pentingnya tawakal setelah berusaha (ikhtiar) yaitu sebagai berikut:
1. Menghindari keputusasaan
2. Menjaga hati dari kesombongan
3. Mendapat ketenangan batin
Adapun cara untuk melatih diri untuk bertawakal, di antaranya:
1. Luruskan niat: awali segala sesuatu dengan niat karena Allah Swt, bukan hanya hasil duniawi.
2. Lakukan usaha terbaik: berikan usaha yang maksimal, seolah-olah semua bergantung pada usaha kita.
Baca Juga: Ketika Allah Membatalkan Amal Ahli Ibadah yang Sombong
3. Perbanyak doa dan zikir: hubungan spiritual yang kuat akan memperkuat kepercayaan kita terhadap Allah.
4. Rida terhadap hasil: menerima segala takdir yang diterima baik maupun buruk, kurang maupun lebih.
Tawakal adalah pelajaran hidup yang tak pernah selesai dipelajari. Ia menuntut keseimbangan antara ikhtiar lahiriah dan ketundukan batiniah kepada Allah. Dalam setiap langkah kehidupan entah dalam urusan rezeki, jodoh, pekerjaan, pendidikan, atau kesehatan. Tawakal akan menuntun kita untuk tetap optimis, tanpa merasa sombong saat berhasil atau hancur saat gagal. Sebab pada akhirnya, tugas kita adalah berusaha sebaik-baiknya, lalu percaya sepenuhnya pada keputusan Allah yang selalu memilihkan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.