Abu Ubaidah: Sosok Bertopeng yang Menjadi Lambang Perlawanan

Abu Ubaidah: Sosok Bertopeng yang Menjadi Lambang Perlawanan


Risdawati
30/12/2025
31 VIEWS
SHARE

Abu Ubaidah telah melampaui batas ketenaran biasa. Ia bukan sekadar dikenal, melainkan menjadi sosok yang menempati ruang tersendiri di hati jutaan orang di berbagai penjuru dunia. Nama “Abu Ubaidah” diambil dari Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, salah satu sahabat Nabi Muhammad saw yang dikenal sebagai panglima perang, yang menjadi simbol keberanian dan kepemimpinan. 

Di balik keffiyeh merah yang menutupi wajahnya, ia berbicara dengan lantang dan lugas, menarik perhatian banyak kalangan yang memandangnya sebagai suara perlawanan. Bagi para pendukungnya, daya tarik Abu Ubaidah tidak terletak pada nama atau rupa, melainkan pada pesan tentang harapan, keteguhan, dan kekuatan yang ia sampaikan sebagai juru bicara Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

Julukan “Laki-laki Bertopeng” pun melekat kuat pada dirinya. Keffiyeh merah yang dikenakannya tidak sekadar menjadi penutup wajah, tetapi berkembang sebagai simbol yang membuatnya dikenal luas sebagai figur paling identik dengan penyamaran tersebut. Perlahan, ia menjelma menjadi ikon yang melampaui organisasinya maupun batas wilayah. Setiap pernyataannya selalu dinantikan, kemunculannya yang jarang membuat orang-orang berkumpul di rumah, kafe, dan ruang publik lainnya, menunggu dengan penuh perhatian apa pesan dan pengumuman yang akan ia sampaikan.

Karier dan Peran Publik

Kemunculan publik pertamanya sebagai juru bicara Brigade al-Qassam berlangsung pada 2004, melalui sebuah konferensi pers yang digelar di tengah situasi konflik darat Israel di Gaza utara. Sejak momen tersebut, ia dikenal sebagai juru bicara militer Hamas dan secara rutin menyampaikan pernyataan melalui kanal resmi organisasi tersebut.

Pada 2006, Abu Ubaidah menjadi pihak yang menyampaikan informasi mengenai penahanan tentara Israel, Gilad Shalit. Ia juga kembali muncul sebagai penyampai pengumuman terkait penahanan tentara Israel lainnya, Shaul Aron, dalam konflik Gaza pada 2014.

Abu Ubaidah juga memiliki kefasihan berbahasa Arab yang luar biasa sehingga menjadikannya pejuang perlawanan di lini media militer. Menurut para ahli dan pengamat, kata-katanya mematikan bagi musuh seperti peluru, dan ia juga memiliki keyakinan dalam setiap ucapannya sebagimana tercermin dalam kata-katanya yang tegas dan terpadu yang selalu ia gunakan untuk mengakhiri semua pidatonya, yaitu “ini adalah jihad… kemenangan atau kesyahidan”

Wafat dan Warisan

Namun, pada titik inilah kisah sosok tersebut mencapai babak akhirnya. Ia telah menunaikan janji kepada Tuhannya. Keheningan suaranya dikabarkan melalui pengumuman resmi pada Senin sore waktu Gaza, yang menyebutkan bahwa ia telah wafat bersama istri dan anak-anaknya dalam sebuah peristiwa serangan di Gaza City pada Agustus lalu. Informasi tersebut disampaikan oleh juru bicara militer yang baru, yang kini mengambil alih peran komunikasi publik.

Dalam pidato rekaman yang disiarkan media Arab, juru bicara militer baru menyampaikan duka atas wafatnya Abu Ubaidah, yang disebut sebagai tokoh senior dan kepala kantor media Brigade al-Qassam.

“Hari ini kami berduka atas syahidnya Abu Ubaidah, yang nama aslinya adalah Huthaifa Samir al-Kahlout, seorang pemimpin besar yang selama dua dekade menghadapi musuh-musuhnya,” ujar juru bicara tersebut.

Ia juga mengonfirmasi bahwa Mohammed al-Sinwar, mantan komandan Brigade al-Qassam, syahid dalam operasi militer Israel pada Mei lalu. Sejumlah pemimpin militer senior Hamas lainnya juga dipastikan syahid, termasuk Raed Saad yang meninggal awal bulan ini.

Meski Abu Ubaidah telah tiada, namun warisannya akan tetap abadi seperti yang biasa ia katakan “Seorang pemimpin digantikan oleh para pemimpin, dan seorang martir digantikan oleh seribu pejuang perlawanan... Tanah ini menumbuhkan pejuang perlawanan sebagaimana ia menumbuhkan pohon zaitun.” Abu Ubaidah, bagi jutaan orang, tetap menjadi lambang keteguhan dan perlawanan, sebuah ikon yang akan terus menginspirasi generasi berikutnya.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA