Ketika Allah Membatalkan Amal Ahli Ibadah yang Sombong

Ketika Allah Membatalkan Amal Ahli Ibadah yang Sombong


Eliyah
19/07/2024

Tahukah Sahabat? Niat yang tulus sangatlah penting dalam setiap amal ibadah. Sejalan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, "Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya." Ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan tanpa niat yang ikhlas dapat berujung sia-sia.

Syeikh Abu Madyan berkata, “Perasaan rendah diri yang telah berbuat dosa, itu lebih baik dari kesombongan seorang yang taat.” Sombong adalah salah satu bentuk perilaku yang sangat dilarang dalam Islam. Kesombongan dapat merusak amal ibadah yang kita lakukan. Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ada seorang ahli ibadah yang rajin beribadah, namun di dalam hatinya terdapat rasa sombong dan merasa lebih baik dari orang lain. Meskipun amalannya terlihat besar dan banyak, namun Allah  Swt membatalkan semua amalannya karena kesombongan tersebut. Siapa dia?

As-sya’by meriwayatkan dari Al Kholil bin Ayyud, bahwasannya seorang ‘abiid (ahli ibadah) Bani Israil, ketika berjalan, ia selalu dinaungi oleh awan. Tiba-tiba ada seorang pelacur Bani Israil yang tergerak hatinya ingin mendekat kepada si ‘abiid. Maka ketika pelacur itu mendekat, tiba-tiba seorang ‘abiid itu mengusirnya dengan berkata, “Pergi kau dari sini.” Maka Allah menurunkan wahyu kepada nabi, bahwa Aku (Allah) telah mengampuni dosa pelacur itu dan membatalkan amal ‘abiid itu. Maka berpindahlah awan dari atas kepala ‘abiid ke atas kepala pelacur itu.

Baca juga: Jangan malas, Inilah Doa Rasulullah!

Al-harits Al-Muhasiby berkata, “Allah menghendaki supaya lahir ini sesuai dengan batinnya (hati). Maka apabila sombong, congkak seorang alim atau abiid, sedang pelacur itu tawadu, merendahkan diri, maka ketika itu pelacur lebih taat kepada Allah dari si abiid dan alim.

Sahabat, dari kisah ini kita banyak belajar tentang hati yang bersih. Bagaimana kita beribadah dan taat kepada Allah tanpa ada rasa sombong atau merasa lebih alim dari yang lain, karena penilaian taat atau tidaknya kita adalah hak prerogatif Allah. Sungguh, ujian orang-orang alim dan beriman adalah sifat sombong yang merasa lebih baik dari yang lain, hati-hati.

Ada kalanya seorang hamba berbuat kebaikan dan melahirkan sifat ujub dan sombong sehingga menggugurkan amal yang dikerjakan sebelumnya. Selain itu ada juga orang yang berbuat dosa yang menyedihkan hatinya sehingga timbul rasa takut kepada Allah, yang kemudian hal itu menyebabkan keselamatan pada dirinya.

Dalam Surah Al-Mulk (67:2), Allah berfirman bahwa Dia menciptakan kehidupan dan mati untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalannya. Hal ini mengingatkan kita bahwa kualitas amal lebih penting daripada kuantitasnya. Kesombongan hanya akan menjauhkan kita dari rida Allah.


Yukkk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

BACA JUGA