Senyum polos dan tawa riang anak-anak adalah cahaya yang menerangi rumah, meski dalam kegelapan sekalipun. Mereka bukan sekadar penyejuk mata, tapi juga titipan Ilahi yang harus dijaga sepenuh hati. Anak-anak adalah harapan masa depan, cerminan nilai-nilai yang kita tanamkan hari ini. Setiap gerak dan langkah mereka adalah kilau surga yang hadir di dunia.
Islam memberikan perhatian yang besar terhadap hak-hak dan kesejahteraan anak, meliputi perlindungan fisik, pemenuhan kebutuhan dasar, hingga pendidikan spiritual. Anak-anak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam dan kedudukan tersebut telah disebutkan di dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut:
1. Perhiasan dunia (Zinah al-Hayah al-Dunya)
Anak dianggap sebagai perhiasan dunia, begitu juga dengan harta. Kedunya disebutkan sebagai perhiasan dunia karena sifatnya tidak kekal. Mereka juga membawa kebahagiaan dan keceriaan bagi orang tua. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Kahf ayat 46, berikut:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Khaf: 46).
2. Penyejuk hati
Ibnu Abbas berkata bahwa penyejuk hati (qurratu a'yun) adalah keturunan yang taat, sehingga dengan ketaatannya, anak dapat menjadi penyejuk hati dan bisa membahagiakan orang tua baik di dunia dan di akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Furqan ayat 74 sebagai berikut:
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).
Baca Juga: Hari Anak Nasional: Cermin Tanggung Jawab Orang Tua
3. Cobaan dan Fitnah
Selain sebagai nikmat dan anugrah yang Allah berikan, anak juga dapat menjadi cobaan dan fitnah bagi kedua orang tuanya. Sejak lahir, anak-anak telah memberikan tantangan bagi orang tua dalam merawatnya, jika dihadapi dengan sabar dan ikhlas maka akan mendapatkan pahala namun jika tidak akan memberatkan di akhirat nanti.
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15).
4. Musuh bagi orang tua
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Tagabun: 14).
Dari Ibnu Abbas, berdasarkan kitab tafsir Al-Quran al-Adhim, Ibnu Katsir mengutip ayat di atas berkaitan dengan persoalan sebagian dari penduduk Makkah yang ingin berhijrah namun dihalangi istri dan anak-anak mereka.
Setelah berhijrah, mereka menemukan teman-teman yang telah lebih dahulu hijrah serta memiliki pengetahuan mendalam mengenai Islam. Pada saat itu, penyesalan timbul dan mereka bermaksud untuk menghukum istri dan anak-anak mereka yang menjadi penyebab ketertinggalan tersebut. Karenanya turunlah ayat ini untuk menjawab persoalan mereka.
Baca Juga: Anak Kecil di Punggung Nabi, dan Kita yang Sering Kehilangan Sabar
5. Amanah dan Nikmat dari Allah
Anak adalah amanah dari Allah Swt yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar dapat tumbuh dan berkembang. Baik secara jasmani maupun rohani, menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah kelak amanah itu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Apakah kedua orang tua menjaga amanah yang diberikan dengan baik atau tidak?
Allah berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6).
Anak bukan hanya menjadi pelengkap keluarga, tetapi juga amanah besar yang harus dijaga. Mereka adalah ladang pahala dan doa yang terus mengalir bagi kedua orang tuanya, bahkan jika mereka sudah tiada.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.