Hari Anak Nasional: Cermin Tanggung Jawab Orang Tua

Hari Anak Nasional: Cermin Tanggung Jawab Orang Tua


Risdawati
23/07/2025
22 VIEWS
SHARE

Setiap tanggal 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional—sebuah momentum yang mengajak kita semua, dari pemerintah, masyarakat, hingga anak-anak sendiri, untuk memberi perhatian khusus pada hak, tumbuh kembang, dan perlindungan bagi generasi penerus bangsa.

Namun, peringatan ini seharusnya tak hanya soal anak. Ia juga tentang siapa yang membesarkan mereka: orang tua.

Karena faktanya, tidak sedikit orang tua yang memang dewasa secara usia, namun belum matang dalam jiwa. Tidak siap secara emosional, bahkan abai terhadap peran pengasuhan.

Masih hangat dalam ingatan kita, kasus empat balita yang menjadi korban kebakaran di dalam rumahnya sendiri, sementara sang ibu pergi bersama dengan kekasihnya. Benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa seorang ibu meninggalkan keempat anaknya hanya untuk seorang pria? Kejadian ini tentunya tak hanya mengiris hati ibu-ibu di luar sana, tapi juga memicu kemarahan publik.

Baca Juga: Memperingati Hari Anak: Apakah Semua Anak Sudah Mendapatkan Haknya?

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengangkat isu ini dalam sebuah peringatan Hari Anak Nasional yang digelar lebih awal yakni pada Minggu, 20 Juli 2025 di Bundaran HI. Dalam pidatonya ia menyampaikan, bahwa banyak persoalan anak-anak justru bermula dari orang tua yang tidak matang secara emosional dan dalam pengasuhan.

“Yang perlu diperbaiki bukan hanya anak-anaknya, tapi juga orang tuanya. Banyak orang tua yang dewasa secara umur, tapi childish secara kepribadian,” ujarnya yang dikutip dari Detik.com.

Berdasarkan pada laporan LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) kasus kekerasan pada anak semakin meningkat sejak 2021, bahkan kekerasan pada anak laki-laki pun mengalami peningkatan yang awalnya 20% menjadi 32% sedangkan kekerasan pada anak perempuan meningkat dari 26% menjadi 36%. Kekerasan tersebut meliputi fisik, emosional, dan seksual. 

Meskipun peringatan kali ini banyak dibayang-bayangi oleh catatan kelam kasus kekerasan pada anak yang ironisnya para pelaku kekerasan tersebut adalah orang-orang terdekat. Namun, agar catatan kelam ini tidak lagi terulang diperlukan edukasi dan pembinaan kepada orang tua, agar tidak hanya siap secara finansial dalam mengasuh anak tapi juga siap secara mental dan spiritual.

Baca Juga: Hari Anak Nasional, Yuk Intip Hikmahnya dalam Islam!

Karena anak-anak adalah amanah. Mereka bukan hanya penonton dalam dunia yang dibentuk oleh orang dewasa, mereka adalah masa depan itu sendiri. Jika kita ingin generasi yang kuat, cerdas, dan berakhlak, maka kita harus mulai dari rumah, dari orang tua yang siap mengasuh, mendidik, dan melindungi.

Jadikan Hari Anak Nasional ini bukan sekadar seremoni, tapi refleksi. Apakah kita sudah menjadi orang tua, guru, atau masyarakat yang layak diteladani? Sudahkah kita memberi ruang tumbuh yang aman dan layak untuk anak-anak?

Anak-anak tak butuh orang tua yang sempurna. Mereka hanya butuh kita yang hadir, peduli, dan siap belajar jadi lebih baik.

Dan semua itu bisa dimulai… dari diri kita sendiri.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA