Ditempa di Alam Terbuka: Santri RGI Dilatih Mental, Karakter, dan Solidaritas di Hari Kedua Diklat

Ditempa di Alam Terbuka: Santri RGI Dilatih Mental, Karakter, dan Solidaritas di Hari Kedua Diklat


Eliyah
24/07/2025
16 VIEWS
SHARE

Bogor, (24/7) - Dari materi personal branding hingga muhasabah malam, hari kedua Diklat RGI angkatan ke-33 dirancang untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya siap kerja, tapi juga siap hidup. Mengangkat tema ”Penguatan Karakter, Mental, dan Solidaritas”, acara tersebut digelar di Taman Wisata Candali, Bogor.

Kegiatan luar ruangan ini menjadi bagian penting dari kurikulum pembentukan karakter RGI, yakni lembaga pendidikan vokasi gratis yang dikelola LAZ Al Azhar. Para peserta berasal dari berbagai wilayah Indonesia, membawa latar belakang berbeda, namun menyatu dalam semangat yang sama: berubah dan bertumbuh.

Hari dimulai dengan sesi motivasi bersama Shanty Maya, motivator nasional yang dikenal aktif mengadvokasi isu kesehatan mental dan pemberdayaan pemuda. Ia membawakan materi Personal Branding dan Mental Health, mengajak para santri mengenali potensi diri, membangun mimpi, dan menjaga kewarasan di tengah tantangan zaman.

“Kehadiran kalian di RGI adalah langkah besar menuju masa depan. Bangun mimpi, jaga kesehatan mental, dan tetap percaya diri membangun jati diri,” kata Shanty, disambut tepuk tangan peserta.

Sesi dilanjutkan oleh Iwan Rahmat, Direktur LAZ Al Azhar, yang menekankan pentingnya niat dan proses dalam membentuk karakter. Dalam materi Character Building, ia mengingatkan bahwa enam bulan pendidikan di RGI hanya akan berarti jika dijalani dengan ikhtiar sungguh-sungguh.

“Hasil enam bulan ke depan ditentukan dari bagaimana proses hari ini dijalani. Luruskan niat dan maksimalkan ikhtiar sejak awal,” ujarnya.

Usai istirahat siang, kegiatan bergeser ke permainan kolaboratif. Dalam sejumlah simulasi kelompok, para santri dilatih untuk bekerja sama, membangun kepercayaan, dan menyatukan strategi. Bagi panitia, metode ini lebih dari sekadar permainan; ia adalah latihan kepemimpinan yang konkret.

Menjelang malam, suasana berubah khidmat. Di bawah cahaya temaram dan semilir angin Candali, para santri mengikuti sesi penguatan spiritual dan pengenalan instruktur. Sesi tersebut dipandu oleh Ustaz Kamal Malawi dari Spiritual Care Community RGI. Puncaknya adalah muhasabah, yaitu momen refleksi mendalam tentang masa lalu dan tekad menatap masa depan.

“Muhasabah adalah langkah awal untuk menjadi pribadi yang sadar, bertanggung jawab, dan mandiri dalam membangun masa depan,” ujar Ustaz Kamal.

Hari kedua Diklat RGI bukan sekadar menanam keterampilan teknis, melainkan juga mental baja dan nilai-nilai hidup. Pendekatan yang menyentuh tiga dimensi, yaitu emosional, sosial, dan spiritual. Hal tersebut menjadi bukti bahwa RGI ingin mencetak lulusan yang tak hanya siap kerja, tapi juga siap menghadapi kerasnya realitas. Dan proses itu sedang berjalan, satu langkah demi satu, di tengah alam yang tak sekadar menjadi latar, tapi juga guru.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA