Kisah Thalhah bin Ubaidillah, Sahabat Pemberani yang Dijamin Masuk Surga

Kisah Thalhah bin Ubaidillah, Sahabat Pemberani yang Dijamin Masuk Surga


Siti Adidah
16/06/2023

Salah satu manusia mulia di antara Rasulullah adalah sahabat-sahabat Rasul. Selain hidup pada zaman Rasulullah, keberadaannya juga membantu Rasulullah dalam menunaikan risalah dan membuktikan ketaatan serta kecintaan mereka kepada Allah Swt. Kehadiran dan sejarah sahabat Rasulullah juga menjadi bukti bagaimana gigihnya Rasulullah dalam memperjuangkan agama Islam pada zaman tersebut.

Orang-orang yang terdahulu (para sahabat Rasulullah) selain mulia di mata Rasulullah, juga mendapat kemuliaan dari Allah Swt.. Allah Swt., berfirman dalam surah At-Taubah ayat 100, yang artinya “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” 

Dalam hal ini jelas adanya bahwa meneladani kisah sahabat Rasulullah akan membuat kita, umat sekarang mendapatkan pelajaran yang berharga, salah satunya meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. Salah satu generasi terdahulu yang masuk Islam adalah sahabat Rasulullah bernama Thalhah bin Ubaidillah melalui perantara Abu Bakar Sidiq.

Baca juga: Kisah Uwais Al Qarni, Penghuni Langit yang Tulus Mencintai Ibunya

Thalhah bin Ubaidillah dilahirkan di pusat wilayah Hijaz. Ia mempunyai tubuh yang kuat dan kokoh. Ia adalah sosok yang sangat dermawan, tangannya senantiasa memberikan bantuan. Pada saat keislaman Thalhah diketahui orang kafir Quraisy, mereka pun menyuruh Nufail bin Khuwailid (jagoan Quraisy) untuk menyiksa Thalhah dan Abu Bakar. Mereka berdua ditangkap dan diikat dalam satu tambang.  Thalhah juga mengalami siksaan dari ibu dan saudaranya sendiri; tangan Thalhah diikat pada lehernya kemudian dia diarak mengelilingi Kota Mekah. Walaupun mendapatkan siksaan dari orang Quraisy, ibu, dan saudaranya, ia tetap sabar dan teguh dalam beriman kepada Allah Swt.

Thalhah selalu berjuang bersama Rasulullah. Ia tidak hanya berjihad di jalan Allah dengan jiwanya, namun ia juga berjihad dengan hartanya. Ia telah menginfakkan hartanya dalam jumlah yang sangat banyak untuk keperluan kaum muslimin. Pada perang Tabuk, ketika kaum muslimin berada dalam kesulitan, Thalhah berada dalam barisan terdepan dari pasukan kaum muslimin. Ia berjihad dengan dirinya dan berinfak dengan hartanya.

Thalhah adalah seorang pengusaha yang sukses. Perniagaannya menghasilkan banyak harta yang mampu mencukupi kebutuhan keluarganya dan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Ia juga tidak lupa menginfakkan hartanya untuk membela agama baik dalam keadaan susah maupun senang. Ia masuk ke dalam tokoh sahabat yang kaya raya, yang menjadi contoh dalam kedermawanannya. Segala perjuangannya ia abdikan untuk agama Islam.

Setelah wafatnya Rasulullah pada masa Khulafaur Rasyidin. Thalhah selalu turut serta dalam mengurus masyarakat, mengarahkan pasukan untuk berdakwah, dan berjuang fi sabilillah, mengumpulkan zakat dan menyalurkannya, serta memberikan pendapatannya. Setelah wafatnya Abu Bakar dan Umar, kondisi kehidupan kaum muslimin menjadi sangat kacau. Pada saat itu kerusuhan telah terjadi akibat fitnah, sehingga Khalifah Utsman bin Affan pun terbunuh. Setelah terbunuhnya Utsman, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah. Saat itu orang-orang munafik terus menebar fitnah dan hasutan, mereka mengadu domba umat Islam sehingga terjadilah peperangan yang dinamakan perang Jamal.

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi yang Ingin Miskin Tapi Selalu Gagal

Dalam perang tersebut banyak korban berjatuhan. Khalifah Ali menangis dan menghentikan peperangan meskipun saat itu dalam keadaan menang. Khalifah Ali meminta Thalhah dan Zubair hadir untuk melakukan perdamaian. Ali mengingatkan Thalhah dan Zubair berbagai hal termasuk sabda-sabda Rasulullah tentang mereka bertiga. Thalhah dan Zubair menangis mendengarkan perkataan Ali apalagi saat itu mereka melihat Ammar bin Yassir yang ikut bergabung dalam pasukan Ali bin Abi Thalib. Mereka jadi teringat akan sabda Rasulullah, “Aduhai Ibnu Sumayyah (Ammar bin Yasir), sesungguhnya ia akan terbunuh oleh kaum pendurhaka!” 

Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam pun memutuskan untuk mundur dan menghentikan pertempuran. Mereka takut tergolong dalam kaum ‘pendurhaka’ tersebut. Kemudian Thalhah dan Zubair berbalik menemui pasukannya. Akan tetapi, ada orang-orang yang tidak puas dengan keputusan ini. Lalu mereka pun memanah dan menyerang keduanya, hingga keduanya wafat. Kaum muslimin menangis karena kepergiannya. Setelah gugurnya Thalhah bin Ubaidillah, Ali pun menangis dan teringat sabda Rasulullah, “Thalhah dan Zubair bin Awwam adalah tetangga-tetanggaku di surga.” Semoga Allah meridhainya. (Kisah ini dikutip dalam buku “Kisah Edukatif 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga”, Luthfi Yansyah, 2019).

Kisah sahabat Rasulullah, Thalhah bin Ubaidillah menjadi sejarah penting dalam kehidupan umat Islam. Kisah ini memberikan banyak pembelajaran hidup, salah satunya menjadi pengingat untuk seorang muslim dalam mempergunakan hartanya dengan baik di jalan Allah, sabar dalam setiap ujian yang menimpa, tolong menolong, mengasihi sesama, dan tetap teguh dalam iman dan Islamnya.


BACA JUGA