Kisah Uwais Al Qarni, Penghuni Langit yang Tulus Mencintai Ibunya

Kisah Uwais Al Qarni, Penghuni Langit yang Tulus Mencintai Ibunya


Siti Adidah
22/05/2023

Kisah inspiratif Uwais Al-Qarni, seorang pria mulia yang terkenal karena cinta dan pengabdian tak terhingga pada ibunya. Kisah luar biasa dengan nilai-nilai kebajikan yang tinggi dan kecintaan kepada orang tua dapat menjadi pelajaran yang bisa dipetik untuk kita semua.

Uwais Al-Qarni, sosok yang disebut-sebut sebagai anak yang penuh kebaktian kepada ibunya, adalah salah satu figur penting dalam sejarah Islam. Lahir di Desa Qarn, Yaman, Uwais tumbuh dalam keluarga yang taat beragama dan dididik dengan nilai-nilai kebaikan oleh ibunya. Ibu Uwais merupakan seorang wanita salehah yang mencurahkan cinta dan perhatian penuh kepada putranya.

Dalam perjalanannya menuju dewasa, Uwais menyadari bahwa ibunya memiliki keinginan kuat untuk naik haji ke Baitullah, Makkah. Meskipun ibunya sudah lanjut usia dan tidak mampu melakukannya sendiri, Uwais merasa terpanggil untuk mengabulkan keinginan tersebut. Besarnya rasa cinta kepada sang ibu mendorongnya untuk menggendongnya ke Makkah dengan harapan dapat membahagiakan hati sang ibu dan memenuhi keinginannya.

Kisah teladan Uwais Al- Qarni lainnya terdapat dalam buku 99 Asmaul Husna Dan Kisah-Kisah Yang Inspiratif. Ibu Uwais yang sudah tua renta dan lumpuh ingin berhaji. Akhirnya Uwais Al Qarni mencari cara untuk membawa ibunya ke Makkah berhaji. Dia membuat kandang lembu di puncak bukit. Setiap hari, dirinya menggendong anak lembu naik turun bukit untuk memberinya makan. Latihan tersebut untuk membuat dirinya kuat menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah.


Perjalanan Heroik Menuju Makkah

Uwais Al-Qarni memulai perjalanan heroiknya dengan menggendong ibunya, menempuh ribuan kilometer menuju kota suci Makkah. Langkahnya tegap dan hatinya penuh keikhlasan, karena dia yakin bahwa perbuatan mulia ini adalah sebuah kewajiban dan jalan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Sangat penting untuk diingat bahwa perjalanan seperti ini pada masa itu bukanlah hal yang mudah. Tidak ada kendaraan modern atau fasilitas transportasi yang memudahkan perjalanan. Namun, semangat dan tekad Uwais tidak pernah goyah. Dia melintasi gurun pasir yang panas dan medan yang sulit, sambil membawa ibunya dengan penuh kasih sayang dan keberanian.

Sesampainya di Makkah, ketika Uwais sedang menunaikan ibadah haji bersama ibunya, Uwais berjalan menggendong ibunya wukuf di Ka'bah. Sang ibu meneteskan air mata telah melihat Baitullah. 

 Baca juga: Manfaat Berkurban Ternyata Dapat Perkuat Ikatan Keluarga, Loh!

Sang ibu cukup kaget dengan permintaan dan doa Uwais setelah mendengar apa yang diucapkan Uwais. 

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Seketika Allah SWT memberikan karunia untuknya, keinginan tulusnya dan cinta ibunya membuat ia sembuh dari penyakit kulitnya, dan tertinggal bulatan putih sebesar dua dirham di tengkuknya. 

Bekas penyakit yang ditinggalkan tersebut ternyata membawa hikmah dan tujuan kebaikan. Tanda tersebut teruntuk Umar Bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengetahui Uwais Al-Qarni. 

Baca juga: Hikmah Berzakat

Rasul pernah berpesan kepada dua sahabatnya "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

Siapakah dia? Dia adalah Uwais Al Qarni, dalam sebuah hadits riwayat tertuang dirinya sebagai manusia yang dirindukan Surga. 

 

Kesabaran dan Ketabahan dalam Ibadah

Uwais Al-Qarni menunjukkan tingkat kesabaran dan ketabahan yang luar biasa selama perjalanan ini. Bagi Uwais, menggendong ibunya bukanlah beban, melainkan bentuk ibadah yang harus dilakukan dengan sepenuh hati. Meski fisiknya lelah dan terpapar cuaca yang keras, semangatnya tidak pernah pudar.

Selama perjalanan ini, Uwais juga mengajarkan kita tentang pentingnya ketabahan dalam menjalani ibadah. Dia tidak mengeluh atau mengharapkan pengakuan dari orang lain. Ia tetap tekun berjalan, melayani ibunya dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan, serta memperlihatkan ketulusan hati yang memancar dari setiap langkahnya.

 

Inspirasi yang dapat dipetik

Kisah heroik Uwais Al-Qarni telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi selanjutnya. Nilai-nilai kebaktian, cinta kasih, kesabaran, dan ketabahan yang ditunjukkan oleh Uwais mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan mengasihi orang tua, terlepas dari seberapa besar pengorbanan yang harus dilakukan.

Sebagai generasi muda, kita dapat belajar banyak dari kisah ini. Ketika kita berjuang menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita dapat terinspirasi oleh semangat dan keteguhan Uwais Al-Qarni. Kita dapat merenungkan betapa berharganya hubungan anak dengan ibu, dan bagaimana cinta filial dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa.

BACA JUGA