Penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk perwujudan keimanan seseorang melalui ibadah sosial. Ia merupakan sebuah perpaduan sempurna antara kekuatan kesalehan iman dan kesalehan sosial. Jika kita amati kalender Hijriyah, kita dapati posisi Iduladha cukup dekat dengan momentum perayaan Idul Fitri yang hanya dipisahkan oleh bulan Dzulqa’dah, sedangkan jarak antara Idulfitri dengan Iduladha amat jauh yaitu 9 bulan.
Mengapa demikian? Salah satu hikmahnya, bahwa Idulfitri merupakan momentum pengembalian kesucian spiritual, sedangkan Iduladha merupakan momentum pengorbanan. Posisi Iduladha yang berdekatan dengan Idul fitri ini memberikan pesan bahwa dalam mempertahankan kefitrahan jiwa diperlukan ‘tadhiyah’ atau pengorbanan dalam bentuk apapun, baik material ataupun immaterial, bersifat fisik atau nonfisik yang dipersembahkan penuh keikhlasan. Adapun untuk momentum Iduladha tahun ini bertepatan pada hari Rabu, 29 Juni 2023.
Ibadah kurban sendiri mengandung empat dimensi kebaikan yakni dimensi tauhid, sosial, spiritual, dan moral. Terdapat banyak nilai hikmah yang bisa dipetik dari ibadah kurban, diantaranya:
1. Termasuk ibadah yang paling disukai oleh Allah SWT
Ibadah kurban merupakan manifestasi kedekatan dengan Allah, Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya kurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan kurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah sebagai kurban di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Baca juga: Berbagi Daging Kurban di Pelosok Desa Rawan Kekeringan
2. Menggembirakan kaum duafa
Bentuk habluminannas yakni dengan berkurban, kita dapat berbagi kepada sesama muslim terkhusus keluarga duafa. Hikmah horizontal berkurban yakni kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rezeki di tengah situasi sulit yang mungkin mereka jarang dapat menikmati daging kurban.
3. Wujud rasa takwa dan syukur kepada Allah
Orang yang diberikan keluasan rezeki namun tidak berkurban, maka dipandang sebagai sosok yang angkuh, dan tidak memiliki cerminan takwa sehingga tidak layak mendekati rumah Allah, sebagaimana dalam hadits:
“Barangsiapa yang mempunyai kelapangan rezeki (untuk berkurban), tetapi tidak berkurban, maka jangan dekati tempat salatku."
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Anda Harus Berkurban di LAZ Al Azhar!
4. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
Pesan pengorbanan yang terkandung dalam Iduladha ini diabadikan di dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107 melalui penuturan kisah keluarga mulia yang diperankan oleh tokoh-tokoh idealis penuh kharisma yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sebuah pengorbanan penuh ujian, pengorbanan diluar batas nalar akal dan pengorbanan yang menunjukkan kepasrahan totalitas terhadap perintah Allah SWT.
5. Kurban sebagai penghapus dosa
Hewan kurban yang kita sembelih akan menghapus dosa seperti yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Ibnu Hibban, “Hai Fatimah, berdirilah di sisi kurbanmu dan saksikanlah ia. Sesungguhnya tetesan darahnya yang pertama itu adalah pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu.”
Selain itu juga, kurban yang disembelih dapat menjadi kendaraan bagi mereka yang berkurban ketika melewati jembatan (shirath).
Berdasarkan hadist yang disebutkan oleh Imam ar-Rafi’i dan Ibnu Rif’ah menyampaikan, “Perbesarlah hewan kurban kalian karena sesungguhnya ia akan menjadi kendaraan kalian melintas diatas jembatan (shirath) kelak.”