LAZ Al Azhar bekerjasama dengan Bank Indonesia membangun kincir air permanen untuk memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian di Desa Manggungsari, Kec. Rajapolah, Tasikmalaya. Pembuatan kincir ini merupakan kolaborasi kebaikan yang terjalin di Kawasan Berdikari Rajapolah. Adapun untuk proses pengerjaannya telah dimulai sejak Senin, 5 Agustus 2024 yang hingga saat ini masih berjalan.
Inovasi ini berawal dari kreativitas yang telah dilakukan petani secara turun temurun sejak 1960-an yang membangun kincir air dari kayu bambu. Dengan kearifan lokal tersebut, pengairan untuk lahan pertanian tetap lancar meski sedang musim kemarau.
Dhoifurrohman, Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar yang mendampingi Desa Manggungsari mengatakan kincir air dibangun secara bergotong royong bersama warga sekitar. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat kincir air terbuat dari besi. Hal ini dikarenakan kincir air yang ada sebelumnya, terbuat dari kayu dan tidak dapat bertahan lama. Sedangkan kincir air yang terbuat dari besi diharapkan dapat bertahan lebih lama dan kokoh. Kemudian, para petani juga dapat dengan mudah melakukan perawatan pada kincir air tersebut.
”Semoga dalam proses pembangunannya dapat berjalan lancar dan diberi kemudahan. Juga, kebermanfaatan kincir air ini nantinya dapat membawa kemaslahatan bersama dan berlimpah berkah untuk masyarakat Desa Manggungsari,” ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Sarimukti Desa Manggungsari, Odo Hadori mengungkapkan dengan adanya kincir air tersebut dapat mengaliri lahan pertanian seluas 10 hektar.
”Selain itu, dampaknya juga sangat besar karena jika di musim kemarau lahan kekeringan dan biaya sedot air mahal. Dengan adanya kincir air, maka petani bisa tetap panen di musim kemarau dengan biaya produksi yang sedikit,” tambahnya.