Pasti Berat Ya, jadi Sandwich Generation?

Pasti Berat Ya, jadi Sandwich Generation?


Risdawati
15/09/2025
5 VIEWS
SHARE

Sandwich generation adalah sebutan untuk sekelompok orang dewasa paruh baya yang merawat orang tua yang sudah lanjut usia sekaligus membesarkan anak-anak mereka sendiri. Artinya mereka memiliki tanggung jawab ganda untuk menghidupi dua generasi sekaligus, orang tua dan anak. Kini, kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa paruh baya. Banyak anak muda usia 20-an yang sudah menjadi sandwich generation karena kondisi keluarga dan tuntutan ekonomi.

Menjadi sandwich generation memang tidak mudah. Mereka harus menjadi tulang punggung keluarga dan sering kali harus mengesampingkan kebutuhan pribadi demi memenuhi kewajiban terhadap orang tua dan anak. Beban ini kerap menimbulkan tekanan mental, stres, bahkan kelelahan yang berkepanjangan. 

Baca Juga: Gaya Sultan, Dompet Receh: Rahasia Gen Z Tetap Stylish Tanpa Boncos

Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satu faktor utama yaitu kegagalan dalam mengelola keuangan atau orang tua yang tidak merencanakan finansial untuk anaknya. Ketika orang tua tidak merencanakan finansial untuk masa tuanya, maka anak berpotensi jadi sandwich generation. Rantai ini harus segera diputus agar tidak berlanjut.

Meski berat, menjadi sandwich generation bukanlah akhir dari segalanya. Kamu tetap bisa menjalani peran ini sambil berusaha memperbaiki kondisi finansial keluarga. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan: 

1. Komunikasi dengan Keluarga

Komunikasikan semuanya dengan keluarga, bicarakan apa yang menjadi tujuan keuangan untuk jangka menengah dan jangka panjang. Dengan komunikasi, harapannya keluarga bisa mengerti tujuan keuanganmu. Sehingga mereka bisa memahami ketika kamu tidak bisa selalu memenuhi kebutuhan mereka.

2. Catat Keuangan

Catat arus kas secara rutin, mulai dari pemasukan hingga pengeluaran, agar kamu bisa memantau kondisi keuanganmu dengan lebih baik. Terdengar sepele, tapi ini sangat berguna dan membantu kamu dalam melacak keuangan tiap bulan. Pencatatan keuangan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa ditulis di buku, Microsoft Excel atau Spreadsheet. 

3. Siapkan Program Pensiun

Kebutuhan hidup akan terus ada, meski usia bertambah. Namun, agar sandwich generation tidak terulang lagi, kamu harus mengalokasikan dana untuk program pensiun atau masa tua nanti. Sehingga di masa tua kamu bisa memenuhi kebutuhan dari dana tersebut tanpa harus membebani anak-anak.

4. Siapkan Dana Darurat

Meski banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, sandwich generation harus memiliki dana darurat, sebab dana ini akan sewaktu-waktu diperlukan. Idealnya, dana darurat minimal enam kali dari pengeluaran bulanan.

5. Cari Penghasilan Tambahan

Menjadi tulang punggung keluarga memang berat, dan hanya bergantung pada pekerjaan utama saja tidaklah cukup memperbaiki kondisi keuangan. Oleh karena itu, kamu harus mencari penghasilan tambahan seperti menjadi freelancer, jualan online, atau mengajar les privat.

Baca Juga: Lelah yang Disukai Allah dan Rasul

6. Investasikan Dana

Menabung memang kebiasaan yang baik. Namun, jika tujuannya hanya agar keinginan segera tercapai, maka investasi cara terbaik yang bisa dilakukan. Tapi perlu diingat, pilih aset investasi yang benar-benar kamu pahami dan sesuai dengan profil risiko investasimu. Kemudian, pastikan aset yang kamu pilih termasuk aset likuid dan mudah diakses.

Meski terasa berat dan kadang tidak adil, kondisi ini tetap memiliki sisi positif. Dalam pandangan Islam, menanggung beban orang tua adalah bentuk sedekah kepada keluarga yang pahalanya sangat besar di sisi Allah Swt. Ini adalah salah satu bentuk birrul walidain, atau berbakti kepada orang tua.

Jika kamu termasuk bagian dari sandwich generation, semoga segala usaha dan pengorbananmu menjadi ladang pahala dan keberkahan. Tetap semangat, dan jangan ragu untuk merancang masa depan yang lebih baik untukmu dan generasi berikutnya.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA