Enceng: Bertani dengan Tenang, Tumbuh dengan Harapan

Enceng: Bertani dengan Tenang, Tumbuh dengan Harapan


Eliyah
11/09/2025
11 VIEWS
SHARE

“Di sebuah desa yang tak disebutkan dalam peta wisata, seorang petani membuktikan bahwa harapan bisa tumbuh subur, bahkan di tanah yang pernah tandus oleh impian.”

Enceng Supriatna (56), pria sederhana yang lahir di desa Tanjungpura. Setiap pagi, sebelum embun menyerah pada matahari, langkah Enceng sudah menjejak lumpur. Seumur hidupnya, ia adalah petani. Bukan karena tak punya pilihan, tetapi karena di sanalah ia menemukan makna hidup.

Menjadi petani bukan perkara sederhana. Bukan sekadar tentang menanam dan menunggu panen. Di balik pemandangan hijau itu, ada pergulatan panjang dengan kenyataan pahit. Mulai dari modal yang tidak cukup, tengkulak yang mencekik, dan hasil panen yang tak sebanding dengan peluh yang jatuh setiap hari.

Ia bertani dengan rasa waswas. Bukan takut gagal panen, tapi takut tidak bisa menepati janji pada yang memberi pinjaman. Hidup seperti berputar-putar di tempat, tak maju, tak juga kembali. Seperti mesin tua yang dipaksa jalan tanpa oli.

Semua berubah saat ia bertemu dengan Rumah Pembiayaan Pertanian (RPP), sebuah program yang digagas oleh Koperasi Syariah Tanjungpura Berdikari. Bukan sekadar bantuan modal, RPP hadir sebagai ekosistem yang mendampingi petani, bukan menjeratnya.

Di bawah naungan koperasi ini, Enceng mulai mengenal cara bertani yang lebih bijak, terencana, dan yang paling penting lebih berdaya. Ia mendapat modal bukan sebagai pinjaman, tapi sebagai transaksi jual beli berbasis syariah, bebas dari riba, dan tanpa tekanan bunga.

Bukan hanya mampu membeli bibit padi yang unggul, tetapi Enceng juga aktif mengikuti pelatihan sehingga tahu cara menanam yang lebih efisien dan cara mengatasi hama tanpa boros biaya. RPP adalah ekosistem jual beli yang memberdayakan. Program ini membangun kemandirian ekonomi bagi para petani, memastikan mereka dapat bertani dengan tenang, tanpa dihantui lilitan utang.

Perubahan itu nyata! Lahan 2.100 meter persegi miliknya yang dulu hanya menghasilkan 650 kilogram gabah, kini bisa panen hingga 900 kilogram. Bukan hanya angkanya yang naik, tapi juga kepercayaan dirinya. Ia tak lagi dihantui utang dan tak lagi merasa kecil di hadapan pasar.

Lebih dari sekadar bertani, kini ia membangun masa depan. Ia bisa menabung dan memperbaiki kesejahteraan keluarganya. RPP menjadi cahaya di antara kabut yang selama ini menyelimuti kehidupan petani kecil. RPP memberikan pilihan baru untuk tumbuh, berkembang, dan bermimpi kembali. Sebab pada setiap butir padi, tersimpan kisah tentang keberanian, perubahan, dan harapan.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA