Siti Khadijah: Dari Pebisnis Elit ke Pendukung Revolusi Spiritual

Siti Khadijah: Dari Pebisnis Elit ke Pendukung Revolusi Spiritual


Risdawati
11/09/2025
4 VIEWS
SHARE

Dalam sejarah Islam, kisah heroik yang menginspirasi banyak ditorehkan oleh sahabat Nabi Muhammad saw. Di antara kisah para sahabat, ada satu sosok wanita agung perannya begitu besar dalam mendukung dakwah Rasulullah, sekaligus menjadi wanita pertama yang memeluk Islam. Dialah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid (dikenal juga sebagai Siti Khadijah), istri tercinta Rasulullah saw.

Siti Khadijah lahir dari keluarga terhormat Quraisy. Ayahnya adalah seorang pedagang sukses, sementara dirinya tumbuh sebagai perempuan yang cerdas, tekun, dan penuh kasih sayang. Parasnya yang menawan berpadu dengan akhlak mulia menjadikannya dihormati para pedagang maupun masyarakat Mekkah.

Baca Juga: Bisnis Sukses Ala Khadijah

Tak hanya dikenal karena latar belakangnya yang terhormat, Siti Khadijah juga dikenal sebagai pebisnis yang sukses. Dengan kekayaan yang dimilikinya, Siti Khadijah tak hanya kaya secara materi, tetapi juga menjadi teladan dalam menjaga kehormatan dan budi pekerti. Hingga ia diberikan gelar “Sayyidatuna Nisa Quraisy” karena kepemimpinannya di kalangan wanita Quraisy.

Sebagai seorang pebisnis, Siti Khadijah tidak menjalankan usahanya sendiri, melainkan dibantu oleh orang kepercayaannya. Ia berperan sebagai investor yang menyediakan modal dan barang dagangan, serta mendelegasikan penjualan ke luar Mekkah kepada utusan terpercaya. Setelah bisnisnya berjalan lancar, ia membagikan laba dan memberikan upah kepada pegawainya.

Siti Khadijah juga sangat selektif dalam memilih mitra dan pegawainya, karena ia menyadari bahwa sumber daya manusia adalah kunci keberhasilan bisnis. Ia hanya merekrut pegawai yang potensial dan dapat dipercaya. 

Siti Khadijah menjadi wanita pertama yang memeluk Islam, menjadikannya tokoh penting dalam sejarah Islam. Sebagai istri Nabi Muhammad saw, ia berperan besar dalam mendampingi dan mendukung perjuangan dakwah Rasulullah. Ketika Nabi menerima wahyu pertama dari Allah Swt melalui Malaikat Jibril, beliau merasa gelisah dan takut. Namun, Khadijah memberikan dukungan penuh, baik secara emosional maupun spiritual, dan meyakinkan beliau bahwa Allah tidak akan meninggalkannya.

Sebagai seorang istri, ia menunjukkan pengabdian dan rasa hormat yang tinggi kepada suaminya, Nabi Muhammad saw. Ia tak pernah goyah dalam mendukung dakwah Rasulullah dan senantiasa mendampingi Rasul saat menghadapi cobaan berat dari kaum Quraisy yang mengingkari dan menyakiti beliau.

Baca Juga: Ketika Takwa Menjadi Perhiasan Terindah Seorang Wanita

Kesetiaan, keberanian, dan kebaikan Siti Khadijah tercermin dalam perannya yang tidak hanya sebagai seorang istri, melainkan juga sebagai pendukung setia dakwah Islam. Hingga ia dikenal dengan gelar “Ath-Thahirah” (perempuan yang suci), yang diberikan masyarakat Mekkah karena kemuliaan sifatnya.

Tak hanya mendampingi Rasulullah, ia juga dikenal karena kepeduliannya terhadap sesama. Siti Khadijah tak pernah lupa bersedekah, ia selalu menyumbangkan hartanya untuk membantu orang miskin dan anak yatim. Akhlaknya yang mulia menjadi teladan bagi umat Islam, dan gelar “Ummul Mukminin” (Ibu orang-orang beriman) dianugerahkan kepadanya sebagai penghargaan atas keimanannya yang luar biasa.

Kisah hidup Sayyidah Khadijah bukan sekadar catatan sejarah, tetapi teladan nyata tentang kekuatan iman, ketulusan cinta, dan dedikasi tanpa pamrih. Sebagai wanita, istri, pebisnis, dan pendukung dakwah, beliau menunjukkan bahwa keberhasilan dunia dan akhirat dapat diraih dengan akhlak mulia dan pengorbanan tulus. Semoga keteladanan beliau terus menginspirasi generasi Muslim dalam setiap aspek kehidupan.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA