Karma, kata ini begitu akrab di telinga kita. Sering kali istilah ini terlontar saat seseorang mengalami musibah, seolah itu adalah balasan atas perbuatannya di masa lalu. Misalnya, ketika seorang pemimpin yang tidak amanah jatuh sakit parah, orang-orang mungkin berkata, “Itu karmanya.” Tapi, apakah benar dalam Islam ada konsep seperti karma?
Secara istilah, karma berasal dari ajaran Hindu dan Buddha. Dalam keyakinan tersebut, karma adalah hukum sebab-akibat: setiap perbuatan baik atau buruk akan berbalas, bahkan melalui proses reinkarnasi di kehidupan selanjutnya. Artinya, seseorang bisa terlahir kembali dalam bentuk kehidupan yang berbeda berdasarkan amalnya di masa lalu.
Namun, Islam tidak mengenal hukum karma maupun reinkarnasi.
Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan balasan, bukan melalui siklus reinkarnasi, melainkan melalui hisab (perhitungan amal) di akhirat. Balasan itu bisa berupa ganjaran (pahala) atau hukuman (azab) dari Allah Swt, baik di dunia maupun akhirat.
Allah Swt berfirman dalam surah As-Sajdah ayat 21 yang menjelaskan tentang balasan bagi seseorang yang melakukan perbuatan buruk:
“Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As-Sajdah: 21).
Larangan untuk mempercayai hukum karma dalam Islam juga termuat dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 36 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36).
Oleh karena itu, umat Islam sebaiknya menghindari istilah karma karena hal tersebut hanya berlaku pada agama lain bukan Islam. Sebaliknya, kita diajarkan untuk meyakini bahwa setiap amal perbuatan akan dibalas oleh Allah Swt, baik di dunia maupun di akhirat, dengan penuh keadilan dan rahmat. Islam juga membuka pintu taubat dan pengampunan, sesuatu yang tidak dikenal dalam konsep karma. Maka, marilah kita memurnikan keyakinan dengan berpegang pada ajaran Islam yang telah sempurna.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.