Dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah yang sangat dihargai dan dianggap sebagai amalan yang mulia. Di balik pentingnya ilmu, ada satu hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan, yakni adab. Prinsip "adab dulu baru ilmu" mengajarkan kita bahwa untuk meraih ilmu yang bermanfaat, kita harus terlebih dahulu memiliki adab yang baik.
Sebuah pepatah bijak mengatakan, "Ilmu tanpa adab ibarat pohon tanpa akar". Artinya, ilmu yang didapat tanpa diimbangi dengan adab yang baik tidak akan dapat bertahan dan memberi manfaat dalam kehidupan seseorang. Adab mengajarkan kita untuk memiliki sikap rendah hati, rasa hormat, dan sifat dalam memanusiakan manusia. Tanpa adab, ilmu yang diperoleh bisa menjadi sia-sia dan bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Mau Ilmu Kamu Bermanfaat? Ini 6 Syarat untuk Memperolehnya
Banyak orang yang merasa memiliki banyak ilmu tetapi masih bisa merendahkan orang lain, maka sesungguhnya tidaklah ia memiliki adab. Dan orang yang paham agama bukan dia yang memiliki banyak ilmu agama, tetapi dia yang mengimplementasikan ilmu yang dia punya, tak terhitung banyak atau sedikit ilmu yang dimiliki. Adab akan membawa kita menjadi manusia berempati tinggi, tidak mudah mengolok-olok orang lain, dan memiliki tutur kata yang baik.
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,” (Q.S Al-Baqarah: 83).
Mengapa "Adab Dulu Baru Ilmu" itu Penting?
Tanpa adab, ilmu yang diperoleh bisa disalahgunakan, membuat seseorang menjadi sombong, atau bahkan merusak hubungan sosial. Adab adalah pondasi yang memastikan bahwa ilmu yang kita peroleh tidak hanya mengubah pengetahuan kita, tetapi juga memperbaiki akhlak dan tingkah laku kita.
Ilmu yang datang dengan adab yang baik akan membentuk karakter seseorang, membimbingnya menjadi individu yang lebih bijaksana, dan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar. Sebaliknya, ilmu tanpa adab akan cenderung menjauhkan seseorang dari kebaikan dan tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Dalam perjalanan hidup ini, kita tidak hanya mengutamakan kemampuan intelektual, tetapi juga adab dan akhlak yang baik sebagaimana yang diajarkan Rasulullah.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.