"Pendidikan yang sejati adalah yang membuatmu semakin takut kepada Allah, semakin jujur, dan semakin bertanggung jawab."
Kalimat yang terdengar sederhana, tapi begitu menusuk maknanya. Betapa sering kita terjebak dalam anggapan bahwa pendidikan hanyalah soal ijazah, ranking atau gelar. Tapi apa gunanya kalau semua itu tak membuat kita lebih baik sebagai manusia? Setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Bukan sekadar seremonial atau rutinitas tahunan, momen ini seharusnya menjadi refleksi besar: sudah sejauh mana kita memaknai pentingnya pendidikan, bukan hanya sebagai pengetahuan, tapi juga jalan menuju ketakwaan.
Pendidikan bukan hanya berbentuk nilai angka, tapi soal nilai hidup. Hari Pendidikan Nasional bukan hanya tentang murid yang duduk di bangku sekolah. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses membentuk akhlak, karakter, dan spiritualitas. Pendidikan harus menjadikan kita lebih bertakwa kepada Allah Swt. Seperti dalam firman Allah Swt:
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat: 13)
Baca juga: AI Ancam Profesi Guru? Ternyata, Kolaborasi Keduanya Bisa Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Ilmu itu penting, tapi takwa yang membuat ilmu itu menjadi cahaya dalam hidup kita. Ilmu yang tidak diamalkan = beban. Ilmu tanpa amal seperti pohon tak berbuah. Banyak orang tahu mana yang benar dan salah, tapi tetap saja melenceng. Maka, kejujuran, amanah, dan rasa tanggung jawab bukan hanya diajarkan, tapi harus dibiasakan. Sebagai bangsa Indonesia, tentu kita mengenal nama Ki Hajar Dewantara. Tapi seberapa sering kita benar-benar merenungi pesan beliau?
"Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."
(Di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.)
Pendidikan itu bukan sekadar teori di kelas. Tapi contoh nyata dalam hidup. Menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, dan punya empati adalah hasil dari pendidikan yang benar. Ki Hajar tidak bicara soal metode pengajaran matematika atau IPA. Ia bicara tentang akhlak dan kepemimpinan moral. Guru, orang tua, bahkan siapa pun yang lebih dulu hidup di dunia ini, punya tanggung jawab untuk menjadi panutan, karena setiap anak belajar bukan hanya dari kata, tapi juga sikap.
Pendidikan Adalah Jalan Menuju Takwa!
Tujuan akhir dari ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan malah membuat kita sombong. Ilmu yang benar akan membawa seseorang pada kesadaran akan pentingnya silaturahmi, peduli pada sesama, dan menjauhi perbuatan maksiat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Dalil tersebut menjadi bukti bahwa kita wajib menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa orang yang pergi untuk menuntut ilmu akan diangkat derajatnya, dan Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan untuknya jalan ke surga. Banyak yang tahu jujur itu baik, tapi tetap juga ada yang curang. Banyak yang tahu salat itu wajib, tapi masih sering meninggalkannya. Itulah pentingnya ilmu. Ilmu tidak hanya dihargai di dunia, tapi juga menjadi tiket menuju akhirat.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini!
Penulis by: Nopen Setiawan