Bagi sebagian orang, pekerjaan di dunia otomotif hanya dapat dikerjakan oleh kaum pria saja. Namun Azijah membuktikan bahwa sebagai perempuan pun dirinya mampu menjalankan profesi tersebut.
Bernama lengkap Nur Azijah L Making (20), perempuan sederhana yang berasal dari desa kecil bernama Umalue di ujung timur Pulau Lembata, NTT ini memiliki semangat tinggi dalam menimba ilmu. Berkat kegigihannya, ia kini mampu hidup mandiri menggeluti bidang otomotif dengan menjadi seorang montir di salah satu bengkel motor matik yang ada di Jakarta.
Kisah Azijah bermula ketika selepas belajar SMA di pesantren, keluarganya tidak bisa membiayai sekolah ke perguruan tinggi. Orang tua Azijah berprofesi sebagai buruh tani dengan penghasilan yang pas-pasan. Kondisi ini membuat Azijah memutuskan untuk mengikuti kelas pendidikan dan pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Angkatan 28, yang sudah ia impikan sejak duduk di bangku SMP.
“Waktu itu ada kakak kelas saya di pondok kebetulan beliau alumni RGI. Saya mulai merasa sangat tertarik setelah dengar ceritanya dan juga saya lihat kemampuan yang didapat beliau itu jadi menambah motivasi saya,” ungkap Azijah.
Baca juga: Kisah Sukses Dimas, Anak ART yang Berhasil Berkarir di Dunia Televisi Nasional
Perjuangan Azijah agar bisa belajar di RGI juga tidak mudah. Ia pernah mencoba mendaftar di jurusan Tata Busana, bahkan sebanyak dua kali. Tapi kedua usahanya itu belum membuahkan hasil yang diinginkan Azijah karena proses seleksi yang ketat. Padahal saat itu Azijah sangat berminat pada jurusan tersebut.
“Awalnya saya waktu itu mendaftarkan diri di jurusan Tata Busana, karena kebetulan selain memang minat, saudara saya juga ada yang berprofesi jadi penjahit,” ungkapnya.
Gagal di Tata Busana, Azijah mencoba peruntungannya di jurusan lain yang memiliki peluang lebih besar untuk diterima yaitu Otomotif. Meski ini bukan pilihan utama, tapi karena Azijah memiliki semangat belajar yang tinggi ia pun berani mengambil keputusan tersebut. Menurutnya, semua orang dapat terus mempelajari bidang apa saja untuk menjadi bekal kehidupan di masa depan.
Baca juga: Bilkis, Gadis Penjual Piscok Berjuang Wujudkan Mimpi Jadi Desainer Handal
Seiring berjalannya waktu, Azijah berhasil melewati berbagai tantangan belajar di dunia barunya ini. Kesabaran instruktur juga memberikan Azijah energi positif agar selalu fokus dengan tujuannya. Tidak hanya belajar skill otomotif, ia juga mendapatkan berbagai ilmu keagamaan mulai dari pembiasaan tahajud, salat dhuha, tadarus Al-Qur’an, dan kegiatan lainnya agar bisa menumbuhkan sikap dan attitude yang baik ketika terjun di dunia kerja nanti.
Setelah enam bulan belajar di RGI Azijah langsung mendapat tawaran bekerja di salah satu bengkel motor matik yang sebelumnya menjadi lokasi Azijah praktek kerja. Karena sudah merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya, tawaran itu pun langsung diterima. Keputusan Azijah sempat ditentang oleh kedua orang tuanya karena jarak yang jauh antara Jakarta dan NTT. Namun akhirnya Azijah berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa ia mampu dan bisa hidup mandiri di Jakarta. Bahkan di bengkel tempatnya bekerja, kini Azijah sudah mampu mengerjakan kerusakan motor yang biasa dikerjakan oleh mekanik-mekanik senior seperti perbaikan CVT dan mesin.
"Dulu pas masih praktek saya cuma bagian bantu-bantu aja, seperti bersih-bersih komponen belum sampai ke bongkar dan pasang komponen, tapi sekarang sudah bisa memperbaiki dan bongkar pasang komponen pada motor," kata Azijah.
Baca juga: Mantan Kuli Bangunan Kini Jadi Direktur Stasiun Televisi
Kepribadiannya yang ramah serta skill yang mumpuni hasil belajar di RGI selama enam bulan membuat Azijah diterima dengan baik di bengkel tempatnya bekerja. Tak jarang, Azijah mendapatkan ilmu baru yang diajarkan oleh mekanik senior yang ada di bengkel tersebut. Meski jauh dari orang tua dan saudara, Azijah bisa membuktikan bahwa ia mampu hidup mandiri dengan bekal kemampuan yang di dapat di RGI. Ia juga berharap agar semakin banyak pemuda di luar sana yang kemudian bergabung dengan RGI, karena di RGI lah pemuda yang tidak berpenghasilan mampu mendapat penghasilan dan mandiri seperti yang Azijah alami sekarang. Azijah sangat berterima kasih kepada RGI karena telah menjadikan Azijah yang sekarang.
"Terimakasih untuk RGI, sudah mengubah saya menjadi lebih baik, membantu meringankan beban orang tua saya, menambah ilmu agama saya, mempertemukan saya dengan teman dari seluruh Indonesia. Kalau tidak masuk RGI mungkin saya tidak akan menjadi Azijah yang sekarang, Azijah seorang perempuan mampu hidup mandiri jauh dari orang tua bahkan berbeda pulau. Alhamdulillah, saya sudah bisa bantu membiayai adik saya," ungkapnya.