Nasrul Hamzah, Saksi Hidup Perjalanan Panjang LAZ Al Azhar dalam Membantu Umat

Nasrul Hamzah, Saksi Hidup Perjalanan Panjang LAZ Al Azhar dalam Membantu Umat


Siti Adidah
31/10/2024

Memulai karirnya sebagai guru agama di SMA Al Azhar pada tahun 1975, kini Bapak Nasrul Hamzah menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah YPI Al Azhar. Kontribusi beliau terhadap Al Azhar sangat masif. Beliau menjadi salah satu saksi awal berdirinya LAZ Al Azhar di lingkungan YPI Al Azhar. YPI Al Azhar yang kini telah menjadi suatu yayasan yang cakupannya sangat luas dan memberi banyak manfaat untuk negeri ini.

“Sudah sepantasnya Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar memiliki Dewan Syariah tersendiri. Untuk mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dikoordinasikan,” ungkap beliau mengenai pentingnya peran dewan syariah demi keberlangsungan perjalanan yayasan ini.

YPI Al Azhar sendiri berdiri sejak tanggal 7 April 1952 yang didirikan oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka masyarakat di Jakarta. Berawal dari pendirian masjid, sekarang Al Azhar memiliki tiga bidang garapan bidang yaitu dakwah, pendidikan dan sosial.

YPI juga mengelola beberapa masjid sebagai pusat peribadatan, dakwah, dan pembinaan ummat di berbagai lokasi di setiap kampus. Di bidang pendidikan YPI l Azhar mengelola lembaga pendidikan dasar dan menengah (TK, SD, dan SMA)di berbagai kota di Indonesia, dan satu perguruan tinggi yaitu Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).

Adapun “Al Azhar Peduli Ummat” adalah garapan di bidang sosial kemasyarakatan meliputi klinik, Lembaga Amil Zakat (LAZ), wakaf, BMT, dan bimbingan ibadah haji yang berkhidmat untuk kesejahteraan umat.

Dalam wawancara ini, beliau menceritakan kisah mengenai perjalanan YPI Al Azhar. ”Mengapa peduli umat? Karena kegiatan yang berkaitan dengan dakwah dan sosial itu dikelompokkan sebagai kepedulian atas umat”, ujarnya.

Jadi visi dan misi yang di pegang di LAZ Al Azhar adalah pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah yang berbasis untuk meningkatkan kepedulian serta mewujudkan keadilan bagi banyak umat.Perjalanan YPI Al Azhar untuk mengembangkan LAZ Al Azhar pada awalnya tidak berjalan mulus. Banyak sekali rintangan yang perlu dihadapi.

“Pelan-pelan, tetapi pasti kita coba semua, biarkan masjid tetap mengumpulkan dan membagikan dana. Maka, seluruh penerimaan dan pembagiannya harus dilaporkan ke yayasan,” ungkapnya.

Pelaporan penerimaan dan pembagian dana dari masyarakat kepada masjid inilah yang dijadikan sebagai modal awal agar masyarakat bisa mulai mengenal keberadaan LAZ Al Azhar dan sebagai upaya agar masyarakat bisa melihat bukti nyata bahwa dana yang mereka setorkan disalurkan secara amanah oleh Al Azhar.

“Ketika LAZ sudah ada dan diminati oleh masyarakat, perlu dikembangkan juga apa saja yang mau dilakukan. Sebagai alasan untuk meningkatkan penerimaan tentu harus diperagakan program-program untuk zakat,” ujarnya.

Salah satu program yang berjalan dengan sangat baik yang dimiliki LAZ Al Azhar adalah Rumah Gemilang Indonesia (RGI). Program ini berjalan di bidang pendidikan yang melatih para pemuda yang putus sekolah sehingga mereka memiliki keterampilan tertentu yang membantunya mencari pekerjaan layak di kemudian hari.

“Jadi zakat tidak hanya dibagi sekitar masjid saja seperti dulu. Karena bisa dikembangkan kemana-mana dan bisa dilakukan kerja sama dengan binaan dan lainnya,” timpalnya.

Dedikasi yang kuat membuat Pak Nasrul Hamzah selalu ikhlas menjalankan karirnya di YPI Al Azhar. Beliau memiliki keteguhan yang tidak tergoyahkan. Terdapat salah satu prinsip yang selalu ditanamkan yaitu, “Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya,” (HR. Muslim No. 1893)

“Kalau ada satu kita habisi semua bukan berbagi namanya. Berbagi berarti ada bagian yang bisa jadi semakin tinggi kepemilikan yang dibagi, semakin tinggi juga nilainya,” ucapnya.

Makna berbagi untuk Nasrul Hamzah memiliki arti bahwa suatu harta benda yang kita berikan kepada orang lain itulah yang akan menjadi manfaat bagi kita sendiri. Karena pada dasarnya semua yang kita sedekahkan pasti ada ganjarannya dari Allah swt. Tidak hanya itu setiap sedekah yang kita berikan bisa jadi nilai pahalanya akan bertahan hingga kita di akhirat nanti.

“Salah satu ciri orang bertakwa ialah memberi ketika lapang maupun ketika sempit. Memberi ketika lapang itu hal yang lumrah. Tetapi ketika sempit itu susah,” tambahnya.

Berbagi adalah suatu perintah yang Allah swt berikan kepada umat. Itulah yang selalu Pak Nasrul Hamzah pegang erat sebagai penyemangat untuk selalu berupaya berbagi kepada yang membutuhkan.

“Jangan coba-coba melakukan terlalu sedih terhadap yang hilang, terlalu cemas terhadap yang akan datang,” itulah pesan beliau kepada generasi-generasi yang akan datang.

Beliau pun menjelaskan bahwa boleh saja merasa cemas, sedih, emosional, dan ambisius. Namun, tidak terlalu berlebihan. Menurut Nasrul Hamzah semua program di LAZ Al Azhar sangat keren dan inovatif.

“Kreativitas anak zaman sekarang itu sangat bagus. Dulu itu sangat kaku. Karena didukung oleh tenaga yang sudah maju perlu dikembangkan saja. Tidak boleh pula terputus karena ada yang lebih bagus atau gimana. Untuk itu inovasi harus terus dikembangkan,” tambahnya.

BACA JUGA