Memulai karirnya sebagai guru agama di SMA Al Azhar pada
tahun 1975, kini Bapak Nasrul Hamzah menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah YPI
Al Azhar. Kontribusi beliau terhadap Al Azhar sangat masif. Beliau menjadi
salah satu saksi awal berdirinya LAZ Al Azhar di lingkungan YPI Al Azhar. YPI
Al Azhar yang kini telah menjadi suatu yayasan yang cakupannya sangat luas dan
memberi banyak manfaat untuk negeri ini.
“Sudah sepantasnya Yayasan
Pesantren Islam (YPI) Al Azhar memiliki Dewan Syariah tersendiri. Untuk
mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dikoordinasikan,” ungkap beliau mengenai
pentingnya peran dewan syariah demi keberlangsungan perjalanan yayasan ini.
YPI Al Azhar sendiri berdiri
sejak tanggal 7 April 1952 yang didirikan oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka
masyarakat di Jakarta. Berawal dari pendirian masjid, sekarang Al Azhar
memiliki tiga bidang garapan bidang yaitu dakwah, pendidikan dan sosial.
YPI juga mengelola beberapa
masjid sebagai pusat peribadatan, dakwah, dan pembinaan ummat di berbagai
lokasi di setiap kampus. Di bidang pendidikan YPI l Azhar mengelola lembaga
pendidikan dasar dan menengah (TK, SD, dan SMA)di berbagai kota di Indonesia,
dan satu perguruan tinggi yaitu Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).
Adapun “Al Azhar Peduli Ummat”
adalah garapan di bidang sosial kemasyarakatan meliputi klinik, Lembaga Amil
Zakat (LAZ), wakaf, BMT, dan bimbingan ibadah haji yang berkhidmat untuk
kesejahteraan umat.
Dalam wawancara ini, beliau menceritakan kisah mengenai perjalanan YPI Al Azhar. ”Mengapa peduli umat? Karena kegiatan yang berkaitan dengan dakwah dan sosial itu dikelompokkan sebagai kepedulian atas umat”, ujarnya.
Jadi visi dan misi yang di pegang
di LAZ Al Azhar adalah pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah yang
berbasis untuk meningkatkan kepedulian serta mewujudkan keadilan bagi banyak
umat.Perjalanan YPI Al Azhar untuk mengembangkan LAZ Al Azhar pada awalnya
tidak berjalan mulus. Banyak sekali rintangan yang perlu dihadapi.
“Pelan-pelan, tetapi pasti kita
coba semua, biarkan masjid tetap mengumpulkan dan membagikan dana. Maka,
seluruh penerimaan dan pembagiannya harus dilaporkan ke yayasan,” ungkapnya.
Pelaporan penerimaan dan
pembagian dana dari masyarakat kepada masjid inilah yang dijadikan sebagai
modal awal agar masyarakat bisa mulai mengenal keberadaan LAZ Al Azhar dan
sebagai upaya agar masyarakat bisa melihat bukti nyata bahwa dana yang mereka setorkan
disalurkan secara amanah oleh Al Azhar.
“Ketika LAZ sudah ada dan diminati oleh masyarakat, perlu dikembangkan juga apa saja yang mau dilakukan. Sebagai alasan untuk meningkatkan penerimaan tentu harus diperagakan program-program untuk zakat,” ujarnya.
Salah satu program yang berjalan
dengan sangat baik yang dimiliki LAZ Al Azhar adalah Rumah Gemilang Indonesia
(RGI). Program ini berjalan di bidang pendidikan yang melatih para pemuda yang
putus sekolah sehingga mereka memiliki keterampilan tertentu yang membantunya
mencari pekerjaan layak di kemudian hari.
“Jadi zakat tidak hanya dibagi
sekitar masjid saja seperti dulu. Karena bisa dikembangkan kemana-mana dan bisa
dilakukan kerja sama dengan binaan dan lainnya,” timpalnya.
Dedikasi yang kuat membuat Pak Nasrul Hamzah selalu ikhlas
menjalankan karirnya di YPI Al Azhar. Beliau memiliki keteguhan yang tidak
tergoyahkan. Terdapat salah satu prinsip yang selalu ditanamkan yaitu, “Barang
siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapat pahala seperti
pahala orang yang mengerjakannya,” (HR. Muslim No. 1893)
“Kalau ada satu kita habisi semua bukan berbagi namanya. Berbagi berarti ada bagian yang bisa jadi semakin tinggi kepemilikan yang dibagi, semakin tinggi juga nilainya,” ucapnya.
Makna berbagi untuk Nasrul Hamzah
memiliki arti bahwa suatu harta benda yang kita berikan kepada orang lain
itulah yang akan menjadi manfaat bagi kita sendiri. Karena pada dasarnya semua
yang kita sedekahkan pasti ada ganjarannya dari Allah swt. Tidak hanya itu
setiap sedekah yang kita berikan bisa jadi nilai pahalanya akan bertahan hingga
kita di akhirat nanti.
“Salah satu ciri orang bertakwa
ialah memberi ketika lapang maupun ketika sempit. Memberi ketika lapang itu hal
yang lumrah. Tetapi ketika sempit itu susah,” tambahnya.
Berbagi adalah suatu perintah
yang Allah swt berikan kepada umat. Itulah yang selalu Pak Nasrul Hamzah pegang
erat sebagai penyemangat untuk selalu berupaya berbagi kepada yang membutuhkan.
“Jangan coba-coba melakukan
terlalu sedih terhadap yang hilang, terlalu cemas terhadap yang akan datang,”
itulah pesan beliau kepada generasi-generasi yang akan datang.
Beliau pun menjelaskan bahwa
boleh saja merasa cemas, sedih, emosional, dan ambisius. Namun, tidak terlalu
berlebihan. Menurut Nasrul Hamzah semua program di LAZ Al Azhar sangat keren
dan inovatif.
“Kreativitas anak zaman sekarang
itu sangat bagus. Dulu itu sangat kaku. Karena didukung oleh tenaga yang sudah
maju perlu dikembangkan saja. Tidak boleh pula terputus karena ada yang lebih
bagus atau gimana. Untuk
itu inovasi harus terus dikembangkan,” tambahnya.