Tasikmalaya, (02/7) - Musim panen telah tiba di Kampung Sukasirna dan Leuwilembu, Desa Manggungsari. Sejak pekan lalu, hamparan sawah di wilayah ini mulai ramai oleh aktivitas petani yang memanen padi secara tradisional; diarit, digebuk, dijemur, lalu dikarungkan dan diangkut. Sebagian besar dari mereka adalah anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Poktan Sarimukti Berdikari, penerima manfaat program Rumah Pembiayaan Pertanian (RPP) dengan skema akad bai' salam. Panen kali ini terbilang melimpah, meskipun beberapa petak sawah sempat terdampak hama tikus. Namun secara keseluruhan, hasilnya tetap memuaskan.
Seusai panen, para petani mulai memenuhi kewajiban mereka: mengembalikan pembiayaan dalam bentuk gabah, sesuai kesepakatan awal yang telah ditetapkan dalam akad, meliputi waktu, jumlah, dan tempat penyerahan. Gabah-gabah itu menjadi kontribusi penting dalam menjaga keberlangsungan perguliran dana RPP di kelompok mereka.
Di tengah riuh panen, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Manggungsari, Nina, turut hadir di sawah. Ia memantau proses panen sembari mengambil sampel padi dari Ketua KSM, Odo Hadori. Sampel tersebut akan diteliti lebih lanjut guna mengukur kualitas gabah dan mendeteksi potensi hama yang bisa memengaruhi musim tanam berikutnya.
Panen bukan hanya urusan hasil, tapi juga proses menjaga keberlanjutan. Di Manggungsari, sawah bukan sekadar lahan, tapi ruang hidup yang ditanam dengan harapan dan dipanen dengan penuh kesadaran.