Indonesia Termasuk Fatherless Country; Ini 4 Sikap Rasul yang Patut Diteladani!

Indonesia Termasuk Fatherless Country; Ini 4 Sikap Rasul yang Patut Diteladani!


Eliyah
18/09/2024

Ibarat sekolah, seorang ibu adalah madrasah, tetapi ayah adalah kepala sekolahnya. Sebuah sekolah akan berjalan dengan baik ketika kepala sekolahnya mengemban amanah dengan baik. Rumah tangga akan memiliki pondasi yang kuat ketika keduanya saling bekerja sama dalam segala hal, termasuk mengasuh dan mendidik anak. Mengapa Indonesia dengan begitu menyedihkannya bisa termasuk sebagai fatherless country?

Fatherless adalah kondisi ketika seorang anak merasa tidak memiliki sosok ayah, meskipun ayah tersebut mungkin ada secara fisik. Namun demikian, ayah tersebut tidak memberikan waktu dan perhatian yang cukup kepada anaknya. Fenomena fatherless di Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perceraian, pola hubungan patriarki, orang tua yang sibuk, dan orang tua yang tidak mengerti cara mengasuh dan mendidik anak.

Sebelum membangun rumah tangga, baiknya mengusahakan menjadi orang tua (khususnya ayah) yang mengerti peran sebagai sosok ayah yang benar. Sederet kisah dan berita yang terjadi di Indonesia tentang anak yang kehilangan peran ayah, kita perlu mengevaluasi diri kita. Jauh sebelum ini, Rasulullah saw telah menerapkan pola atau sikap sebagai seorang ayah yang baik. Role model; inilah sosok Rasulullah sebagai seorang ayah!

1. Penuh kasih sayang

Untuk membesarkan seseorang yang amat dicintai agar tumbuh menjadi pribadi yang baik, maka perlu diawali dengan didikan yang penuh kasih sayang. Semua itu harus didapatkan dari orang tua kepada anak. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah kepada putra-putranya.

Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra’ bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra’, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka.” Maka Rasulullah saw mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda: “Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang (HR. Bukhari).

Baca juga: 10 Golongan Muslim Terbaik Menurut Rasulullah saw

2. Mengajarkan akhlak mulia

Bukan sekadar memberikan kasih sayang, Rasulullah juga mengajarkan akhlak mulia kepada anak-anaknya. Ini salah satu pondasi agar anak tumbuh dengan didikan yang baik. 

3. Ekspresif

Ketika salah satu putrinya berkunjung ke rumah beliau, nabi langsung menyambut dengan sambutan yang sangat baik. Bahkan dari wajahnya terpancar wajah penuh kebahagiaan.

4. Motivator

Selain eksprsif dalam memberikan kasih sayang, Rasulullah juga sering memotivasi anaknya agar tidak terjerat dalam kehidupan yang fana, juga mengajarkan anak-anak untuk peduli dalam dunia sosial, seperti berbagi kepada sesama atau bersedekah. Nilai-nilai yang ditanamkan pada diri anak-anaknya juga sangat baik, seperti harus bisa bertanggung jawab, menjaga ibadah, dan lain-lain. Agar hubungan tidak putus dan kekeluargaan selalu terasa, Rasulullah juga sering menyambung silaturahmi kepada anak-anaknya.

Rasulullah saw adalah suri teladan bagi umat manusia, bukan hanya sebagai pemimpin, guru, dan orang tua, tetapi dari segi aspek kehidupan lainnya.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

BACA JUGA