Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai silaturahmi, menjalin hubungan baik antar sesama, baik dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, maupun rekan kerja. Salah satu bentuk menjaga silaturahmi adalah dengan saling mengunjungi atau bertamu.
Namun, agar kedatangan kita membawa keberkahan, bukan beban, Islam telah mengajarkan adab-adab bertamu yang perlu diperhatikan. Rasulullah saw memberikan teladan yang sangat indah tentang bagaimana seharusnya seseorang datang berkunjung ke rumah orang lain. Berikut di antaranya:
1. Meminta izin maksimal tiga kali
Sebelum bertamu tentu kita harus meminta izin kepada tuan rumah, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu waktu orang yang akan dikunjungi, tuan rumah bisa mempersiapkan diri dan tentunya agar bisa saling bertemu satu sama lain. Saat ini meminta izin sangatlah mudah bisa lewat telepon, sms atau WhatsApp namun jika sudah tiga kali izin dan tidak diperbolehkan maka pulanglah.
Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiallahu'anhu, dia berkata: “Rasulullah saw bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Bertamu memenuhi undangan
Abu Hurairah radhiallahu'anhu, berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin.”
Ketika mendapat undangan bertamu dari seseorang baik undangan pernikahan, khitanan, lamaran atau hanya untuk melepas rindu. Sebaiknya kita sambut dengan baik selama dalam pertemuan tersebut tidak ada kemungkaran.
Baca Juga: Bukan Hanya Tradisi, Ini Dia Manfaat Silaturahmi saat Momen Lebaran!
3. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam
Saat datang sebaiknya ketuk pintu dengan sopan atau tekan bel jika tersedia, tak lupa untuk ucapkan salam dan tersenyum. Jagalah sopan santun selama bertamu meskipun sudah akrab satu sama lain maka janganlah masuk sebelum dipersilahkan masuk, begitupun ketika hendak duduk.
4. Perhatikan batas waktu bertamu
Adab bertamu yang satu ini kadang sering luput dari kita, sehingga dapat membebani tuan rumah. Karena bisa jadi tuan rumah memiliki kepentingan lain yang mendesak atau ia ingin segera beristirahat. Adapun ketika jarak tempuh saat bertamu sangat jauh dan mengharuskannya menginap, maka maksimal menginap hanya tiga hari.
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah saw berkata, “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” (HR. Baihaqi).
5. Dianjurkan membawa hadiah
Membawa hadiah atau buah tangan bukan semata-mata basa-basi begitu saja, akan tetapi membawa buah tangan bisa membuat tuan rumah senang terlebih jika yang kita bawa sangatlah dibutuhkan. Rasulullah saw bersabda:
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari).
Ketika hendak pulang ucapkanlah terima kasih dan berikanlah doa kepada tuan rumah dan keluarganya agar diberikan keberkahan oleh Allah Swt.
Menjaga silaturahmi dengan sesama merupakan anjuran mulia, karena sesungguhnya ketika kita merawat silaturahmi, kita juga sedang merawat kebahagiaan dalam hati. Semoga setiap kunjungan kita tak hanya mendatangkan senyum bagi tuan rumah, tapi juga menjadi jalan menuju ridha Allah Swt.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.