Setiap tanggal 28 November masyarakat Indonesia memperingati Hari Menanam Pohon. Peringatan ini lahir sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya hutan dan lingkungan hijau bagi kehidupan. Sejak awal, momentum ini bukan hanya tentang menanam pohon, melainkan juga menumbuhkan kepedulian kita terhadap bumi. Pohon menjadi simbol kehidupan, perlindungan, dan harapan, sekaligus jawaban nyata bagi tantangan lingkungan yang terus muncul di negeri ini.
Hari Menanam Pohon Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun 2008, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) Nomor 24 Tahun 2008. Keputusan ini menegaskan bahwa tanggal tersebut menjadi awal pelaksanaan penanaman pohon secara serentak di seluruh Indonesia.
Momentum ini menjadi langkah strategis bagi bangsa Indonesia dalam mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi lahan, dan kerusakan lingkungan lainnya yang menyebabkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.
Di sisi lain, momentum ini juga mengingatkan kita bahwa bumi tidak selalu dalam kondisi seimbang. Tekanan akibat kerusakan lingkungan dan perubahan iklim membuat alam menghadapi tantangan nyata yang memanggil kita untuk lebih peduli.
Kini, dari timur hingga barat, kita menyaksikan bumi yang mulai kelelahan. Hujan yang tak menentu memicu banjir, longsor, gempa bumi, hingga erupsi gunung berapi. Alam seakan memberi tanda bahwa ia tengah berjuang, memanggil kita untuk lebih peduli, lebih peka, dan lebih bertanggung jawab.
Namun apa yang kita sebut sebagai bencana alam sering kali kita anggap sebagai musuh yang tak terelakkan, seolah manusia hanyalah korban. Padahal, jika kita jujur menengok kembali perilaku kita terhadap alam, kita tahu banyak musibah tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari luka yang kita buat sendiri: deforestasi, perusakan hutan, alih fungsi lahan, hingga penebangan liar. Dampaknya nyata, menimpa kita hingga merenggut nyawa, namun belum cukup membuat kita benar-benar sadar dan memikul kembali tanggung jawab terhadap alam.
Di titik inilah kita perlu berhenti sejenak dan memilih untuk membalas panggilan bumi dengan tindakan nyata. Menanam pohon bukan hanya simbol kepedulian, tetapi langkah sederhana yang mampu memulihkan tanah, menahan air, menjaga kualitas udara, dan memulihkan keseimbangan alam. Dari satu pohon tumbuh harapan, dan dari gerakan bersama lahirlah ketangguhan Indonesia menghadapi bencana yang kian sering terjadi.
Untuk menjawab panggilan bumi, ada banyak cara yang bisa dilakukan setiap orang, di antaranya:
1. Ikut gerakan menanam pohon serentak, bergabung dengan kegiatan penanaman pohon yang diselenggarakan pemerintah, sekolah, atau komunitas di lingkungan sekitar.
2. Mengadopsi pohon, merawat pohon tertentu agar tetap tumbuh sehat, sekaligus memantau perkembangannya secara berkala.
3. Memberikan edukasi seputar ekologi, mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan kepada keluarga, teman, atau komunitas.
4. Membuat kampanye digital, menggunakan media sosial atau platform online untuk menyebarkan informasi tentang kepedulian terhadap hutan dan lingkungan
5. Revitalisasi dan perawatan pohon yang ada, menyiram, membersihkan, atau memperbaiki kondisi pohon dan ruang hijau yang sudah ada agar tetap lestari.
Momentum Hari Menanam Pohon Indonesia mengingatkan kita bahwa merawat bumi bukan sekadar seremoni, tetapi komitmen yang harus dihidupkan setiap hari. Inilah saat yang tepat untuk memulai kembali, memperbaiki hubungan kita dengan alam, dan menunjukkan bahwa kita tidak lagi menutup mata terhadap luka yang telah terjadi. Dengan menanam, kita memilih untuk ikut serta dalam pemulihan negeri, meski dimulai dari langkah kecil.