Yudi, yang Bergerak Tanpa Henti

Yudi, yang Bergerak Tanpa Henti


Eliyah
01/10/2025
18 VIEWS
SHARE

"Selama tubuh ini bisa bergerak, jangan pernah berhenti berusaha. Karena rezeki selalu datang bagi mereka yang mau menjemputnya."

Di sudut kecil bumi Priangan, tepatnya di Cihateup RT 02 RW 04, Desa Sukanagalih, Kecamatan Rajapolah, hidup seorang pria sederhana bernama Yudi. Nama lengkapnya Wida Sumarna, tapi orang-orang lebih mengenalnya dari sisi yang lebih akrab, lebih membumi; Yudi si penjahit tas, si pekerja keras, si pantang menyerah.

Sudah sejak muda, hidup Yudi diiringi oleh dengung suara mesin jahit. Bukan hanya sebagai alat mencari nafkah, tapi sudah seperti lagu pengiring hari-harinya. Tas imitasi hasil jahitannya menjadi saksi bisu tentang seseorang yang tak pernah membiarkan hidupnya mandek hanya karena keadaan.

Namun, kampung kecil mengajarkan satu hal yang tak tertulis: tak cukup hanya dengan satu sumber penghidupan untuk bertahan. Maka ketika musim panen tiba, Yudi turun ke sawah, memikul karung padi dengan tubuh basah oleh peluh. Ketika masa panen ikan datang setiap empat bulan, ia menjadi buruh harian, tak malu menyingsingkan lengan dan merendam kaki di air kolam.

Semua itu ia lakukan bukan karena terpaksa, tetapi karena cinta kepada keluarga, kepada kehidupan yang layak, harapan agar anak-anaknya bisa sekolah, dan berjalan di jalan yang lebih lapang dari yang pernah ia tempuh.

Mencoba Jalan Baru

Tahun 2022 membuka babak baru. Yudi bergabung dengan KSM Pokdakan Berkah Jaya Berdikari, sebuah kelompok masyarakat yang mengelola budidaya ikan air tawar. Awalnya, ia hanya membantu. Mendengar, mencatat, dan mengamati. Tapi dari situlah ia belajar bahwa kolam bukan sekadar tempat ikan berenang, melainkan juga tempat harapan tumbuh.

Setahun kemudian, pada 2024, Yudi mulai mengelola kolam sendiri. Lahan itu milik kakaknya, tapi semangatnya milik sendiri. Ia tidak melupakan awalnya, tetap setia menjadi bagian dari kelompok, karena bagi Yudi, kebersamaan bukan penghambat kemandirian, melainkan kekuatan yang mempercepatnya.

Saung Ilmu: Titik Balik

Akhir 2023, kampungnya kedatangan tamu istimewa: sebuah bangunan sederhana tapi sarat makna bernama Saung Ilmu Sukanagalih Berdikari. Di sinilah semuanya menjadi lebih dari sekadar kerja keras. Saung ini menjadi pusat pembelajaran, diskusi, dan lahirnya mimpi-mimpi baru.

Didukung oleh LAZ Al Azhar dan Bank Indonesia, Saung Ilmu hadir bukan untuk menggantikan perjuangan warga, melainkan untuk memperkuatnya. Memberi arah, memberi peta, agar perjalanan mereka tak lagi sendiri. Di tempat ini, Yudi tidak hanya belajar tentang budidaya, tapi juga tentang hidup yang lebih baik, yang bisa dirancang, dirawat, dan diperjuangkan bersama-sama.

Kisah Yudi bukan tentang capaian besar yang mencolok. Ia tidak tiba-tiba menjadi jutawan atau viral di media sosial. Tapi justru di situlah letak kekuatan kisahnya. Hidup juga bukan soal seberapa cepat kita sampai, melainkan seberapa tekun kita melangkah. Yudi mengajarkan kita bahwa kemandirian bukan sesuatu yang turun dari langit. Ia lahir dari keberanian untuk terus mencoba, dari kesediaan untuk belajar, dan dari semangat yang tak henti menyala meski kadang hanya dengan api kecil.

Di tengah perubahan zaman dan derasnya tantangan, ada orang-orang seperti Yudi yang tetap memilih untuk bergerak. Mungkin perlahan, terseok, tapi pasti. Dan selama tubuh ini bisa bergerak, Yudi percaya, harapan akan selalu punya jalan pulang.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA