Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah arah, dari gelap menuju terang, dari kebiasaan lama menuju kehidupan yang lebih diridhai Allah Swt. Jika dahulu hijrah dilakukan oleh Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah sebagai strategi dakwah, maka hari ini hijrah menjadi istilah bagi proses perubahan diri menuju kebaikan.

Jika seorang hamba mempunyai kesalahan kepada orang lain, urusannya bukan sekadar memohon ampun kepada Allah, melainkan harus menyelesaikan masalah tersebut dengan cara meminta maaf kepada orang yang telah dizalimi. Dosa manusia dengan Allah akan terampuni sepanjang ia hidup sudah bertaubat. Akan tetapi, dosa kepada sesama manusia belum Allah ampuni jika belum memberi maaf atau saling memaafkan.

Belakangan istilah berhijrah kerap terdengar dengan sikap meninggalkan keburukan dan kemaksiatan menuju pribadi yang semakin baik. Namun, bagaimana jika bukan ketenangan yang kita peroleh? Tapi, justru masalah dan kesulitan kerap datang saat setelah berhijrah. Tentu kita senantiasa dianjurkan untuk berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Dengan menghadapi setiap masalah menjadi proses terbaik menuju kebahagiaan.

Terdapat amalan mudah yang dapat dilakukan untuk melebur dosa. Pada hakikatnya saat manusia meninggal tidak ada sedikitpun harta yang dapat dibawa, ada dua hal yang tetap setia bersama yaitu dosa dan pahala. Agar membawa pahala banyak dibanding dosa, sebaiknya kita mengamalkan amalan sederhana namun ampuh untuk menghapus dosa.

Mengenai rezeki, setiap makhluk tentu sangat bergantung pada kenikmatan rezeki yang diberikan Allah SWT. Sejatinya rezeki bukan hanya sekedar materi semata, terdapat banyak rezeki luar biasa yang tidak disadari seperti keharmonisan keluarga, persahabatan yang baik, dan kesehatan jasmani maupun rohani.