Pak Carkim (47), salah satu keluarga disabilitas yang hidup dengan segala keterbatasan. Tinggal bersama istri, anak dan 2 cucu di Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah. Pak Carkim mengalami kelumpuhan akibat terjatuh dari pohon kelapa saat ia bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia hanya mengandalkan hasil kerja istrinya menjadi tukang bersih kebun dan bantuan dari para tetangga. Mulai dari makanan, pakaian dan kebutuhan harian lainnya tidak jarang terkumpul dari kepedulian masyarakat sekitar.
Terlebih, rumah yang ditempati sebelumnya berdiri di atas tanah milik orang lain. Beberapa bulan terakhir Pak Carkim terpaksa harus pindah, karena tanah tersebut akan digunakan oleh sang pemilik. Beruntungnya Pak Carkim dikelilingi orang-orang baik. Pasalnya warga sekitar tergugah untuk bergotong royong membeli tanah dan membangunkan rumah sederhana. Tapi, semua sempat terhenti karena kekurangan dana.
Berangkat dari kepedulian terhadap sesama, LAZ Al Azhar Cilacap turut serta memberikan bantuan melalui program bedah rumah. Program ini berkolaborasi dengan beberapa lembaga sosial lain diantaranya, Baituzzakah Pertamina (BAZMA), Perumdam Wijayakusuma, Gerakan Sedekah Cilacap dan BDI Pertamina RU IV Cilacap.
Kepala Kantor Layanan LAZ Al Azhar Cilacap, Nurhadi mengungkapkan bantuan bedah rumah tersebut merupakan wujud kepedulian LAZ Al Azhar kepada keluarga duafa agar bisa tinggal dengan nyaman dan layak. Pembangunan rumah dapat dirampungkan dengan cepat karena dibantu oleh masyarakat.
“Semoga kedepan semakin banyak penerima manfaat yang terbantu. Karena itu, dukungan dari para donatur dan masyarakat sangat kami harapkan,” ucap Nurhadi.
Sebelumnya, rumah Pak Carkim berdinding dari anyaman bambu, tanpa kamar mandi dan beralas tanah. Bangunan yang miring, hampir roboh, dan ada beberapa bagian tidak bisa untuk menangkis dinginnya angin malam ataupun tempias hujan yang masuk melalui celah-celah yang berlubang. Kini, betapa bahagianya keluarga Pak Carkim telah memiliki rumah layak huni yang dilengkapi kamar mandi dan juga telah terpasang listrik.
Desa Wanareja sendiri tercatat sebagai daerah yang memiliki jumlah penduduk disabilitas tinggi. Lebih dari seratus jiwa menjadi penyandang disabilitas, bahkan lima keluarga diantaranya tidak memiliki fasilitas kamar mandi di rumahnya.
Program bedah rumah ini merupakan program dengan upaya dapat dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dampaknya dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang.