LAZ Al Azhar dan Prudential Syariah Gelar Kegiatan Tamarasya di Yogyakarta

LAZ Al Azhar dan Prudential Syariah Gelar Kegiatan Tamarasya di Yogyakarta


Siti Adidah
24/10/2024

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar berkolaborasi dengan Prudential Syariah menggelar kembali kegiatan Taklim Manajemen Harta Syariah (Tamarasya). Berlokasi di Auditorium Masjid Al Hafidh Sekolah Al Azhar Yogyakarta, kegiatan ini ditujukan sebagai bentuk literasi mengenai pentingnya mengenal ekonomi syariah, Kamis, (24/10).

Acara diisi oleh narasumber profesional di bidangnya yakni Muhammad Miftakhur Risal, M.A., selaku Kepala Sekolah Al Azhar 55 Primary School Yogyakarta dan Awang Muda Satria, Lc., M.IRKH, CHP, ALMI, AIIS, selaku Sharia Consultant Prudential Syariah.

Ketua BPPH Al Azhar Yogyakarta, Drs.H. A. Hafidh Asrom, M.M dalam sambutannya menyampaikan dukungannya atas berjalannya kegiatan tamarasya, karena memiliki tujuan untuk kebermanfaatan umat. Hal ini senada dengan berbagai kegiatan yang dijalankan oleh Al Azhar.

”Kita ini hidup harus bisa memberi manfaat untuk orang lain. Kalau tanpa itu menurut saya tidak ada artinya hidup. Kami berusaha untuk terus mendidik anak-anak bangsa, memberi beasiswa bagi anak yatim piatu, dan kegiatan sosial lainnya,” ujarnya.

Perspektif Harta dalam Islam itu adalah nikmat, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 14, ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.

Kemudian, harta dalam perspektif yang lain adalah sebagai bekal ibadah. Namun, harta dan anak juga bisa menjadi ujian berupa fitnah.

”Kita bisa berjihad dengan harta, harta tersebut akan kembali kelak di akhirat. Namun harta juga bisa membawa fitnah bagi seseorang,” ujar Muhammad Miftakhur Risal.

Baca juga: Taklim Manajemen Harta Syariah: Kiat Gapai Dunia Sejahtera, Akhirat Bahagia

Dalam pembahasannya ia juga menyampaikan betapa pentingnya literasi finansial sejak dini. Salah satu caranya yaitu dengan mendidik anak-anak agar melek literasi tentang keuangan.

”Paylater itu sebenarnya tanda jika kita tidak melek literasi, karena kita membeli sesuatu tapi uangnya tidak kita miliki apalagi kita gunakan untuk hal yang remeh temeh, bukan kebutuhan pokok,” ujarnya.

Prinsip dasar dalam keuangan syariah juga berlaku pada asuransi syariah. Dalam penerapannya, asuransi syariah memiliki nilai-nilai yang bertujuan untuk membawa keberkahan bersama, antara lain sesuai dengan prinsip syariah. 

Adanya gap yang cukup besar antara literasi keuangan dan asuransi syariah dengan konvensional menunjukkan tantangan sekaligus peluang besar bagi industri agar mengupayakan peningkatan dan pemerataan literasi keuangan dan asuransi berbasis syariah di Indonesia. Hal ini perlu dimulai dari unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga.

Awang Muda Satria menyampaikan hal yang membedakan asuransi syariah dan konvensional itu pada tata caranya. Jika asuransi konvensional itu dilakukan atas dasar jual-beli antara premi dengan uang pertanggungan, sedangkan di asuransi syariah diganti dengan sistem tolong-menolong.

”Asuransi tidak memberikan keuntungan, tetapi meminimalisir kerugian,” ujarnya.

BACA JUGA