Banjar- Sosok Rano Juanda (22) guru honorer muda yang sedang berjuang hidup melawan tumor pembuluh darah (Angiofibroma Nasofaring) yang sudah menggerogoti tubuhnya di sekitar wajah dan kepala.
Tumor ini diketahui Rano tahun 2011 lalu. Hidungnya tiba-tiba saja mengalami pendarahan yang mengucur deras dan sulit dihentikan disertai dengan gumpalan-gumpalan besar mirip darah yang membeku. Agar bisa sembuh, Rano memutuskan untuk dioperasi.
Namun tahun 2012 tumor jinak itu tumbuh kembali. Rano kemudian menjalani Radioterapi selama 2 bulan berturut-turut. Biaya operasi dan radioterapi yang tak sedikit membuat keluarga Rano terpaksa menjual kebun dan meminjam uang kesana kemari hingga berbunga.
Kini kondisi Rano perlahan membaik, tapi untuk normalisasi masih diperlukan 2 kali operasi lagi, operasi hidung dan operasi rahang. Diagnosa dari dokter tulang di bawah mata kanan dan kepala belakng pecah efek dari operasi sebelumnya. “Hidung saya juga bengkok akibat operasi, jadinya rusak permanen dan produksi kotoran hidung jadi gak normal” ujar Rano.
Gaji guru honorer Rano saat ini hanya 120 ribu perbulan. Ia juga berjualan aksesoris yang dibuat sendiri dari daur ulang barang-barang bekas. Tapi semua usahanya itu masih belum cukup untuk biaya pengobatan Rano.
“Saya ingin sembuh agar bisa ngajar lagi dan bisa punya perusahaan kerajinan dari daur ulang limbah”, kata Rano saat ditemui di kediamannya di Dusun Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
LAZ Al Azhar telah melakukan campaign melalui kitabisa.com untuk membantu memulihkan kondisi Rano agar bisa kembali melakukan aktivitasnya dalam keadaan sehat. Dana yang terkumpul telah diserahkan kepada Rano dan keluarga pada Selasa, 19 Mei 2020 lalu untuk biaya operasi dan transportasi ke RSUP Hasan Sadikin Bandung, membayar hutang-hutang biaya berobat sebelumnya, biaya kuliah dan modal usaha untuk mengembangkan bisnis kerajinan Rano. Terimakasih para donatur yang telah membantu Rano untuk bisa mewujudkan asa dan mimpi-mimpinya.