6 Teladan Rasulullah dalam Memperlakukan Istri

6 Teladan Rasulullah dalam Memperlakukan Istri


Eliyah
07/03/2024

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan sosok yang pandai mengistimewakan istri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan teladan yang sangat baik dalam mengarungi rumah tangga agar tercapai sakinah atau keharmonisan yang menjadi tujuan perkawinan. Lantas bagaimana sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersikap dengan istrinya? 

Setidaknya ada enam sikap teladan yang ditunjukkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Pertama, membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya. Aisyah pernah ditanya "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?" Aisyah menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, jika tiba waktu salat maka beliaupun pergi salat." (H.R Bukhari).

Kedua, mengajak istri-istrinya jika bepergian. Aisyah berkata "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila hendak keluar untuk melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istri. Barang siapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (H.R Bukhari dan Muslim).

Ketiga, perlakuan terhadap wanita. Menurut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, wanita itu terbuat dari kaca. Hampir tidak mungkin memperbaiki pecahan kaca dan mengembalikannya ke keadaan semula jika terjatuh. Jadi para suami, perhatikan hal ini. Tidak akan mudah untuk sembuh jika kamu menyakiti hatinya.

Baca juga: Kisah Rasulullah dan Anak Yatim yang Lusuh

Keempat, menyediakan tempat duduk di atas kendaraan istrinya dan menjadikan lututnya sebagai tangga istrinya untuk naik ke atas kendaraan. Dari Anas, dia berkata "Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut." (H.R Bukhari) 

Kelima, keberatan menerima undangan makan kecuali dengan istrinya. Anas mengatakan pada suatu hari tetangga Rasulullah membuat masakan gulai yang enak. Lalu dia datang menemui Rasulullah untuk mengundang makan beliau. Kemudian bertanya "Bagaimana dengan ini? (maksudnya Aisyah)." Orang itu menjawab: "Tidak." Rasulullah Saw berkata: "(Kalau begitu) aku juga tidak mau."

Keenam, beliau menawari istrinya menyaksikan permainan orang-orang Habasyah dan ikut berdiri menonton sampai istrinya minta pulang. Dari Aisyah "Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Rasulullah sendiri yang berkata padaku "Apakah aku ingin melihatnya?" Aku jawab "Ya." Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Beliau berkata: "Teruskan main kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)!" Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya "Apakah kamu sudah puas? " Aku jawab "Ya." Beliau berkata "Kalau begitu, pergilah! " (H.R Bukhari dan Muslim).

BACA JUGA