Israel Mencegat Kapal Global Sumud Flotilla dan Menahan Aktivis Kemanusiaan

Israel Mencegat Kapal Global Sumud Flotilla dan Menahan Aktivis Kemanusiaan


Risdawati
02/10/2025
8 VIEWS
SHARE

Pasukan Israel telah menaiki dan mengambil kendali beberapa kapal Global Sumud Flotilla, yang berupaya menembus blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Sejak pengumuman pelayarannya, armada ini telah menarik perhatian internasional sebagai salah satu misi bantuan angkatan laut terbesar ke wilayah Palestina tersebut.

Global Sumud Flotilla merupakan misi kemanusiaan yang terdiri dari lebih dari 45 kapal sipil dan sekitar 500 aktivis dari 37 negara. Armada ini bertujuan untuk menyalurkan bantuan langsung ke Gaza, serta menyoroti dampak blokade Israel yang telah berlangsung sejak 2007. Di antara para peserta, tercatat kehadiran aktivis iklim Greta Thunberg, serta delegasi dari berbagai negara seperti Spanyol, Italia, Turki, dan Malaysia.

Pada Rabu malam, angkatan laut Israel mencegat armada tersebut di wilayah perairan internasional, sekitar 70 mil laut (130 km) dari pantai Gaza. Pasukan Israel menaiki kapal, memutus komunikasi, mengganggu sinyal navigasi, dan memerintahkan kapal-kapal untuk mematikan mesin. Israel menyatakan bahwa para aktivis telah melanggar “blokade laut yang sah.”

Namun, klaim tersebut menuai kritik dari komunitas internasional. Amnesty International menyebut bahwa blokade Israel terhadap Gaza merupakan bentuk hukuman kolektif terhadap warga sipil, yang melanggar hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa Keempat. Selain itu, Dewan HAM PBB dalam laporan sebelumnya menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap misi Flotilla serupa berisiko melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.

Hingga hari ini, sebanyak 22 kapal dari armada telah dicegat oleh pasukan Israel. Di antara kapal-kapal tersebut adalah Adara, All In, Alma, Aurora, Dir Yassine (Mali), Florida, Free Willy, Grande Blu, Hio, Huga, Jeannot III, Karma, Mohammad Bahr, Morgana, Otaria, Oxygono, Seulle, Sirius, Spectre, Yulara, dan Captain Nikos.

Juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, menyatakan bahwa lebih dari 201 aktivis berada di atas kapal-kapal tersebut. Kontingen terbesar berasal dari Spanyol (30 orang), disusul Italia (22), Turki (21), dan Malaysia (12).

Meskipun menghadapi penahanan dan tekanan militer, misi Global Sumud Flotilla belum sepenuhnya berhenti. Masih terdapat 23 kapal yang terus berlayar dan berupaya menjauh dari kapal-kapal militer Israel, dengan tekad untuk mencapai pantai Gaza.

Insiden ini memicu gelombang protes internasional di berbagai kota seperti Roma, Buenos Aires, Istanbul, Maroko, dan beberapa kota di Italia. Para demonstran menyuarakan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan mengecam penahanan aktivis kemanusiaan.

Pencegatan terhadap Global Sumud Flotilla kembali menyoroti ketegangan lama antara Israel dan komunitas internasional mengenai status blokade Gaza. Sejumlah organisasi HAM menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap armada bantuan kemanusiaan tidak hanya melanggar prinsip kemanusiaan, tetapi juga memperkuat praktik hukuman kolektif yang telah lama dikritik dalam hukum internasional. 

Di sisi lain, dukungan global terhadap misi Global Sumud Flotilla menunjukkan bahwa dunia belum berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Namun, solidaritas simbolik tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa akses kemanusiaan tidak terus-menerus dikorbankan atas nama kepentingan politik dan militer.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA