Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang rendah hati. Dikisahkan pada suatu hari ada seorang laki-laki yang mendatangi Umar dan berbicara terlalu banyak. Umar bin Khattab lalu berkata kepadanya, “Terlalu banyak bicara disenangi setan.” Umar bin Khattab berkata:
“Siapa yang banyak bicaranya akan banyak salahnya. Siapa yang banyak salahnya akan sedikit rasa malunya. Siapa yang sedikit rasa malunya akan sedikit sifat wara'nya. Siapa yang sedikit rasa wara'nya akan mati hatinya”. (Shifatus shofwah 1/287)
Rasulullah saw telah memerintahkan umatnya untuk berbicara seperlunya, tidak berlebihan. Rasulullah saw juga memerintahkan umatnya untuk berbicara hanya yang baik dan melarang banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak ada gunanya.
Banyak berbicara selain untuk hal yang terkait dengan zikir kepada Allah, membuka peluang terjerumusnya manusia ke dalam urusan-urusan yang tidak berfaedah. Di antara bahan pembicaraan yang mendorong seseorang banyak bicara adalah pembicaraan yang tidak penting.
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi yang Ingin Miskin tapi Selalu Gagal
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)
Sayidina Umar dikenal karena keadilannya, keberanian, dan ketegasannya dalam memimpin. Salah satu aspek kepemimpinannya yang paling menonjol adalah kebijaksanaannya dalam berbicara. Dia selalu memilih kata-kata dengan hati-hati, menyadari bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulutnya bisa berdampak besar pada umatnya.
Melalui kisah dan teladan Sayidina Umar, semoga kita bisa sama-sama belajar untuk lebih bijaksana dalam berbicara dan bisa membangun interaksi yang lebih bermakna.