Maksimalkan Lahan Gambut, Dasamas LAZ Al Azhar Gunakan Metode Petak Percontohan

Maksimalkan Lahan Gambut, Dasamas LAZ Al Azhar Gunakan Metode Petak Percontohan


Siti Adidah
05/07/2022

Kondisi tanah di Dusun Bandaraya, Desa Sokop, Kepulauan Meranti, Riau pada umumnya merupakan lahan gambut, yakni lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut yang membusuk di dalam tanah. Karakteristik lahan gambut secara kimiawi kaya akan bahan organik namun minim akan unsur hara serta memiliki tingkat keasaman (pH tanah) yang cukup tinggi.

Sebagai upaya pengembangan potensi pemberdayaan yang dilakukan di Desa Cahaya Meranti, Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar memberikan penyuluhan “Petak Percontohan” yakni metode pertanian dengan membuat atau mengolah petak percontohan sebagai salah satu objek untuk memberikan contoh kepada petani dalam menerapkan teknologi baru dalam usaha tani. Selain itu metode ini juga digunakan sebagai upaya menurunkan tingkat keasaman (pH tanah) dan pengolahan lahan dengan baik.

Sebelumnya, masyarakat Dusun Bandaraya menggunakan metode 'perun' atau dengan membakar lahan. Namun dengan adanya aturan larangan untuk membakar lahan baik sengaja atau tidak sengaja maka masyarakat tidak lagi melakukan hal tersebut. 

Kriskama, Dasamas LAZ Al Azhar mengatakan metode Petak Percontohan ini sebagai wadah uji coba pemanfaatan lahan gambut untuk tanaman genjah (cepat berbuah), seperti tanaman sayuran kangkung yang dapat ditanam langsung di lahan tanpa membakar lahan. Salah satu caranya yakni dengan menggunakan kapur pertanian atau kaptan untuk menurunkan kadar asam dalam tanah.

“Setelah kami ukur PH tanah dengan menggunakan soil tester didapat bahwasanya lahan yang tidak diberi kaptan memiliki pH 4.5-5.0, sedangkan lahan yang diberi kaptan memiliki pH 6 (Dosis kaptan 2.5-3kg/3m² atau 1kg/1m²),” ungkapnya.

Penyuluhan pertanian diberikan kepada ibu-ibu kader lokal dan anggota petani. Selain mendapatkan materi, para peserta juga dapat mempraktekan secara langsung penggunaan soil tester untuk mengukur kelembaban, suhu, dan pH tanah. Para kader lokal begitu antusias untuk mengikuti kegiatan ini dengan menguji langsung di tanah dan menulisnya di kertas tugas dan mempresentasikannya di forum diskusi.

“Insyaallah, selanjutnya lahan yang sudah ditanam ini akan diperkaya unsur hara melalui pemakaian pupuk organik fabrikasi agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal,” ujarnya.

Desa Cahaya merupakan program sinergi LAZ Al Azhar dan YBM PLN terus menebar manfaat untuk masyarakat. Pengembangan potensi pemberdayaan dilakukan di Balai Cahaya sebagai wadah interaksi masyarakat sehingga mampu menciptakan desa yang cakap, agamis, sehat dan berdaya.

BACA JUGA