Koperasi Syariah Tanjungpura Berdikari Gelar Penyuluhan Pertanian: Petani Didorong Siap Hadapi Perubahan Iklim

Koperasi Syariah Tanjungpura Berdikari Gelar Penyuluhan Pertanian: Petani Didorong Siap Hadapi Perubahan Iklim


Eliyah
21/11/2025
11 VIEWS
SHARE

Tanjungpura, (21/11) — Di tengah cuaca yang kian tak menentu dan ancaman gagal panen, 30 anggota Koperasi Syariah Tanjungpura Berdikari berkumpul di Saung Ilmu Tanjungpura untuk mengikuti penyuluhan pertanian yang menyoroti urgensi pertanian berkelanjutan dan strategi adaptasi perubahan iklim.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara LAZ Al Azhar dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rajapolah, dengan dukungan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia. Dukungan lintas lembaga tersebut mencerminkan kepedulian bersama mendorong ketahanan sektor pertanian yang teruji menghadapi krisis iklim.

Materi disampaikan langsung oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Rajapolah yang menekankan dua hal pokok. Pertama, pertanian berkelanjutan—meliputi penggunaan pupuk organik, efisiensi pengelolaan air, dan penerapan sistem tanam terpadu untuk menjaga kesuburan tanah serta stabilitas ekosistem. Kedua, adaptasi perubahan iklim, yang mengajarkan strategi praktis menghadapi cuaca ekstrem: mulai dari penentuan waktu tanam, pemilihan varietas tahan iklim, hingga teknik konservasi air.

“Perubahan iklim adalah tantangan nyata bagi kita. Karena itu, kita perlu mulai beradaptasi dengan memilih bibit unggul dan menerapkan teknologi sederhana yang efektif di lapangan,” ujar salah satu PPL BPP Rajapolah dalam sesi pemaparan.

Antusiasme peserta tampak mencolok. Sesi diskusi dipenuhi pertanyaan teknis seputar kendala di lapangan—mulai dari pola musim yang bergeser hingga serangan hama yang makin sulit diprediksi. Para peserta berharap pengetahuan yang mereka peroleh dapat diterapkan langsung untuk menekan risiko gagal panen dan meningkatkan produktivitas lahan.

Melalui penyuluhan ini, Koperasi Syariah Tanjungpura Berdikari berharap para anggotanya dapat memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal. Kegiatan ini sekaligus menjadi contoh bagaimana sinergi antara lembaga keagamaan, pemerintah, dan sektor keuangan dapat menghadirkan dukungan nyata bagi pemberdayaan petani serta pengembangan pertanian yang lebih resilien dan berkelanjutan.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA