Kisah Sahabat Nabi yang Sembelih Ayam di Hari Raya Kurban

Kisah Sahabat Nabi yang Sembelih Ayam di Hari Raya Kurban


Eliyah
06/06/2024

Sebentar lagi umat muslim akan bertemu dengan bulan Dzulhijjah dan merayakan hari raya Iduladha. Kebiasaan yang sudah menjadi syariat pada hari raya ini adalah menyembelih hewan kurban. Alih-alih menyembelih kambing, domba, dan unta, ada sahabat Rasulullah yang menyembelih ayam di hari raya Iduladha. Kisah ini datang dari dua sahabat Nabi; Bilal bin Rabbah dan Ibnu Abbas. Keduanya memiliki kebiasaan yang unik, yaitu menyembelih ayam di hari raya kurban.

Bilal bin Rabbah adalah muazin yang dicintai Rasulullah. Ia melalukan kebiasaan menyembelih ayam setiap bertemu hari raya kurban. “Saya sesungguhnya tidak peduli dengan apa yang orang-orang sajikan. Saya bisa menyembelih ayam dan bisa bersedekah dengan hasil penyembelihan itu kepada anak-anak yatim dan orang-orang fakir,” jelas Bilal.

Sahabat Bilal suka menyembelih ayam di waktu-waktu orang berkurban. Hasil sedekahnya ia bagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Selain Bilal bin Rabbah, ada satu sahabat Nabi yang juga senang menyembelih ayam di hari raya kurban. Ia bernama Ibnu Abbas r.a. Sejak kecil, ia dikenal dengan semangat beramalnya yang tinggi. Kebiasaan Ibnu Abbas sering meminta tolong kepada pembantunya untuk membelikan daging sebanyak dua dirham. Karena kebiasaan tersebut ia sering membeli daging untuk dibagikan pada hari raya Iduladha sesuai dengan kemampuannya.

Baca juga: Ini Larangan Saat Kurban, Catat Poin-Poinnya!

Ketika Iduladha, Ibnu Abbas hampir selalu menyembelih ayam. Saat ditanya tentang hewan yang disembelihnya, ia tidak mempedulikannya. Hal ini menunjukkan semangat dan kebiasaan untuk memberi sesuai kemampuan. Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh dua sahabat Nabi itu tidak diniatkan berkurban. Dan hal ini tidak lantas dijadikan dalil tentang bolehnya berkurban dengan ayam. Keduanya hanya ingin menekankan pentingnya bersedekah pada bulan tersebut sesuai dengan kemampuan.

Kisah ini juga memberikan pembelajaran kepada kita bahwa cara menghormati datangnya Iduladha yang dinamai sebagai hari raya makan dan minum, maka diupayakan kita bisa menyuguhkan makanan yang enak. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita. Jangan sampai kita tidak menyembelih apapun, minimal membeli daging apa saja yang penting halal supaya menghilangkan ketamakan yang ada dalam diri kita. 

Kalau kita belum bisa melakukan sesuatu secara sempurna, maka jangan tinggalkan seluruhnya. Hal ini sejalan dengan kaidah fikih yang mengatakan: “maa laa yudraku kulluhu, laa yutraku kulluhu”. Artinya sesuatu yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan (100%), maka janganlah yang tidak sempurna (<100%), ditinggalkan”.


Yukkk! Berkurban di LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan yang luas hingga pelosok desa sekaligus menyejahterakan peternak kecil. Klik di sini.

BACA JUGA