Bagaimana Islam Mengistimewakan Anak Yatim?

Bagaimana Islam Mengistimewakan Anak Yatim?


Siti Adidah
20/07/2023

Secara umum, yatim adalah ungkapan untuk seorang anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya. Kata yatim biasanya disandingkan dengan piatu, yaitu seorang anak yang ditinggal wafat oleh ibunya. Dalam Islam, kedudukan anak yatim sangat dimuliakan. Namun demikian, tidak ada satu pun orang yang mau ada di posisi dalam keadaan yatim. Hal itu sudah digariskan oleh Allah Swt., Jika sudah menginjak usia balig, seseorang tidak disebut lagi sebagai anak yatim. Hal ini sejalan dengan hadis riwayat Abu Daud, “Tidak disebut yatim orang yang telah balig.” (HR Abu Daud).

Anak yatim menjadi sangat mulia karena Allah Swt., menyebutnya berkali-kali dalam Al-Qur’an. Mulai dari surah Al-Baqarah ayat 220, An-Nisa ayat 36, Al-Insan ayat 8, Al-Ma’un ayat 1-2, dan masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang anak yatim, disebutkan lebih dari 20 kali dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an secara tegas mengatakan bahwa anak yatim adalah sosok yang harus disayangi, dikasihi, dan diperhatikan.

Penjelasan dari salah satu ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 220, yang artinya “Tentang dunia dan akhirat. Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, "Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!" Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia datangkan kesulitan kepadamu. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S. Al-Baqarah: 220).

Baca juga: Kisah Rasulullah dan Anak Yatim yang Lusuh

Tercatat dalam sejarah Islam, kita tahu bahwa Nabi Muhammad Saw juga terlahir dalam keadaan yatim. Beliau ditinggal wafat oleh ayahnya ketika masih dalam kandungan. Kemudian, Muhammad kecil ditinggal oleh ibunya saat usianya masih 6 tahun. Pengasuhan diambil alih oleh kakeknya, dan ketika usia 8 tahun kakeknya meninggal dunia. Pada saat itulah pengasuhan diambil alih oleh pamannya Abu Thalib. Dalam hadis juga banyak disebutkan bahwa Rasulullah sangat mengasihi dan menyayangi anak yatim. Barang siapa yang ingin dekat dengan Rasulullah di surga, maka hendaklah membahagiakan hati anak-anak yatim.

Salah satu kedudukan istimewa anak yatim dalam Islam juga disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’un ayat 1-2, yang artinya “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim.” (Q.S. Al-Ma’un: 1-2).

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berani menghardik anak yatim, dia masuk pada golongan yang mendustakan agama. Allah Swt., juga memberikan ganjaran yang besar bagi orang-orang yang mengasihi anak yatim. Tempat terbaik bagi orang-orang yang membahagiakan anak yatim adalah surga. Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Tirmidzi, “Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

Baca juga: Beragam Ibadah yang Dianjurkan Saat Muharram!

Selain ayat Al-Qur’an, dalam hadis juga banyak menyebutkan tentang keistimewaan anak yatim. Salah satunya hadis riwayat Ibnu Majah yang mana Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah.” (HR. Ibnu Majah).

Sehingga dalam hal ini, Allah memuliakan anak yatim dan memuliakan setiap umat muslim yang memelihara anak-anak yatim dengan baik.


BACA JUGA