Al-Ula adalah salah satu wilayah bersejarah yang paling menarik di Arab Saudi. Terletak jauh di tengah gurun barat laut Arab, kota ini menawarkan pemandangan eksotis yang memadukan keindahan alam dan kekayaan sejarah. Dalam beberapa tahun terakhir, Al-Ula menjadi sorotan dunia berkat situs-situs kunonya yang memukau. Namun, di balik pesona yang memikat, wilayah ini juga menyimpan kisah kelam peradaban masa lalu, terutama karena di dalamnya berdiri Madain Saleh atau Al-Hijr, tempat yang dikaitkan dengan kehancuran Kaum Tsamud dalam sejarah Islam.
Mengenal Al-Ula: Sejarah, Budaya, dan Lanskap
Al-Ula terletak sekitar 300 kilometer di utara Madinah. Pada masa lampau, kota ini pernah menjadi pusat peradaban penting dan bahkan menjadi ibu kota Kerajaan Lihyanites pada abad ke-7. Keunikan geografisnya menjadikan Al-Ula tampak seperti museum alam terbuka, dengan tebing-tebing batu raksasa, lembah-lembah gurun, dan jejak-jejak arkeologi yang masih terjaga hingga kini. Pada era perdagangan kuno, Al-Ula juga menjadi persinggahan para kafilah yang melewati Jalur Dupa (Incense Route), sehingga wilayah ini berkembang menjadi pusat ekonomi dan budaya.
Kota ini juga pernah ditinggali oleh suku kuno Arab, Lihyan, di bawah dinasti Nabatean sejak ribuan tahun lalu. Al-Ula juga tidak hanya dihuni oleh permukiman penduduk, tetapi juga kuburan yang terbuat dari pahatan batu. Wilayah pemakaman itu dikenal dengan Madain Saleh, letaknya 22 kilometer dari bekas permukiman warga.
Al-Ula juga pernah mendapatkan julukan kota berhantu, alasannya karena kota tersebut kosong tidak berpenghuni. Dahulu, masyarakat Arab Saudi enggan mendekati kota tersebut karena meyakini bahwa kota ini telah dikutuk, saat bangsa Nabath menolak memeluk Islam dan tidak ingin meninggalkan dewa yang mereka sembah. Namun kini, kota itu sudah banyak dihuni bahkan ramai dikunjungi oleh turis mancanegara. Hal tersebut merupakan hasil dari upaya untuk mendorong ekonomi lokal dengan mempromosikan pertanian, mengembangkan layanan, dan pengalaman pengunjung.
Madain Saleh (Al-Hijr): Warisan Kaum Tsamud
Madain Saleh adalah salah satu situs paling terkenal di Al-Ula. Dalam Islam, wilayah ini dikaitkan dengan keberadaan Kaum Tsamud, kaum yang disebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an. Mereka merupakan bangsa maju yang mampu memahat rumah dan bangunan megah di dalam bebatuan besar, sebuah keahlian yang masih bisa disaksikan melalui situs-situs berukir di Madain Saleh. Konon daerah ini dulunya sangat subur dan hijau, yang memiliki padi-padian dan hasil panen yang cukup setiap tahunnya. Namun, kejayaan itu tidak berlangsung lama. Ketika mereka mendustakan dakwah Nabi Saleh 'alaihis salam dan membunuh unta betina yang menjadi mukjizatnya.
Kemudian Allah menurunkan azab yang membinasakan mereka. Azab itu berupa petir yang menggelegar dan meruntuhkan bangunan tempat tinggal mereka, sebagai hukuman atas sikap pembangkangan mereka. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Swt dalam surah Hud ayat 67-68:
“Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud.”
Kini, situs tersebut telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia, dan menjadi salah satu peninggalan arkeologi paling penting di Semenanjung Arab.
Larangan Umat Islam Mendekati Madain Saleh
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw pernah melewati wilayah Al-Hijr saat perjalanan menuju Tabuk. Beliau secara khusus menunjuk tempat tersebut (Al-Ula atau Madain Saleh) kepada para sahabatnya. Dia memerintahkan mereka untuk minum air hanya dari satu sumur yang digunakan oleh unta Hazrat Saleh 'alaihis salam dan melarang mereka makan dan minum apa pun dari daerah itu.
Beliau pun mempercepat langkah, menundukkan kepala, dan menganjurkan para sahabat agar tidak memasuki tempat-tempat yang pernah diturunkan azab kecuali untuk mengambil pelajaran. Sikap ini mengajarkan umat Islam agar memiliki rasa takut kepada Allah dan menjauhi tempat-tempat yang menjadi simbol kemurkaan-Nya. Para ulama menjelaskan bahwa anjuran ini bukanlah larangan mutlak, namun lebih kepada sikap kehati-hatian dan adab ketika berada di lokasi tersebut, serta tidak memanfaatkannya sebagai tempat bersenang-senang, melainkan sebagai renungan.
Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah kalian memasuki tempat orang-orang yang diazab, kecuali jika kalian menangis. Jika kalian tidak menangis, maka janganlah kalian memasukinya, agar tidak menimpa kalian seperti yang menimpa mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tempat yang Aman dikunjungi
Selain Madain Saleh, Al-Ula juga memiliki banyak tempat menarik yang aman dikunjungi dan tidak bermasalah dalam syariat, seperti:
1. Elephant Rock (Jabal Al-Fil)
2. Kota Kuno Al-Ula (Old Town)
3. Maraya
Kisah Kaum Tsamud mengajarkan kepada umat Islam bahwa kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran dapat membawa pada kehancuran. Betapa pun megahnya peradaban, tanpa iman dan ketaatan, semuanya dapat lenyap seketika. Melihat sisa-sisa peninggalan mereka, seorang Muslim diingatkan bahwa sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan peringatan nyata tentang kekuasaan Allah dan kefanaan dunia. Dari sini, kita diajak untuk memetik hikmah dan kembali meneguhkan keimanan melalui renungan mendalam terhadap jejak peradaban terdahulu.