Tidak gampang memang merubah kultur sebuah kelompok masyarakat desa yang semangat bertaninya pernah hilang karena terlanda banjir besar dan ditambah lagi dengan aneka hambatan-hambatan alam yang begitu keras, luasnya lahan tidur, keterbatasan ilmu, dan teknologi pertanian yang memadai menjadi masyarakat yang bersemangat bertani. Itulah tantangan klasik yang seringkali dihadapi oleh LAZ Al Azhar saat memulai mengelola sebuah wilayah pedesaan menjadi kawasan pertanian yang mengadopsi sistem pertanian komprehensif.
Dengan formulasi keuletan serta kesabaran yang tinggi, dukungan para pemimpin masyarakat serta kiprah hebat para Dasamas (Da’i Sahabat Masyarakat), lambat laun wilayah tersebut dapat dibina menjadi lahan pertanian yang produktif sehingga secara tidak langsung dapat ditransformasi menjadi sentra produksi komoditas pangan yang bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan desa itu sendiri namun juga berhasil menciptakan akses menjadi bagian program “Interlink Rural Development” yang manfaatnya dapat dinikmati langsung oleh masyarakat di beberapa desa sekaligus.
Desa Tibarau Panjang, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yang merupakan sebuah desa sisa peradaban sungai berhasil membuktikan bahwa kerja keras diiringi kerja cerdas mampu merubah budaya masyarakat yang sebagian besar awalnya berprofesi sebagai pendulang emas dan pencari kayu yang merusak alam dapat berubah menjadi petani. Kerja nyata yang sangat didukung oleh Junaidi sebagai kepala desanya dilakukan dengan beragam pendampingan masyarakat melalui saung Ilmu sebagai sentra Informasi dan edukasi masyarakat dapat meningkatkan gairah bertani. Dengan ramuan Informasi, teknologi pertanian, bibit padi varietas unggul, ketersediaan pupuk mandiri, pembukaan akses pasar, dan semangat bertani yang tinggi, Desa Tibarau Panjang mulai merasakan nikmatnya keberhasilan panen dengan skema merubah cara bertani hingga dapat melakukan panen raya dua kali setahun, dari yang sebelumnya hanya setahun sekali. Dengan keberhasilan di bidang pertanian ini, kerusakan alam di wilayah Desa Tibarau Panjang akibat kegiatan penambagan emas gelap dan penebangan kayu secara serampangan dapat berkurang secara drastis.
Melalui pendampingan pertanian yang konsisten dan terarah, kelompok-kelompok masyarakat terus bertambah sebagai sarana organisasi petani untuk memudahkan mekanisme hasil produksi melalui peningkatan luasan wilayah tanam dan produktifitas lahan garapan. Program mekanisasi pertanian desa juga sudah makin maju dengan dukungan harvester/mesin panen bantuan pemerintah setempat yang memudahkan petani dan mempercepat proses panen yang dilakukan semakin membahagiakan petani. Penyimpanan padi di rumah-rumah petani menjadi pemandangan yang umum, disetiap rumah penuh dengan berkarung-karung padi, bahkan sampai disimpan di rumah sawah karena tidak muat lagi tempat menyimpan di rumah. Luar biasa, pendapatan masyarakat dari usaha pertanian berhasil meningkat pesat dengan pendekatan usaha agribisnis yaitu selain untuk memenuhi kebutuhan petani juga untuk dijual sebagai suatu usaha yang menguntungkan para petani.
Semangat bertani semakin meningkat lagi setelah di gulirkannya program Rumah Pembiayaan Pertanian (RPP) oleh LAZ Al Azhar sebagai solusi pembiayaan yang sesuai dengan karakter petani berbasis sistem ekonomi syariah untuk mendukung terbentuknya SLPM (Sistem Lumbung Pangan Masyarakat) yang berasal dari pengembalian gabah kering giling dari petani dari akad salam/jual serah tunda dengan pembelian dilakukan dengan penyerahan uang diserahkan dan harga gabah disepakati diawal musim dan pengembalian gabah dilakukan pada saat panen dan ditempatkan di lumbung kelompok dengan pengelolaan secara swadaya oleh kelompok dan manfaat keuntungannya juga digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Social impact report yang menggambarkan bagaimana perluasan manfaat dana zakat dapat menjadi lokomotif bertransformasinya perubahan ekonomi suatu wilayah desa yang tadinya kehilangan semangat bertani. Masyarakat Desa Tibarau Panjang begitu merasakan kehadiran LAZ Al Azhar dalam pendampingan pemberdayaan masyarakatnya yang benar-benar dapat dirasakan dan memberikan kemakmuran tidak hanya peningkatan ekonomi namun juga peningkatan kualitas keimanan yang semakin berkualitas menemani kemajuan ekonomi masyarakat Desa Tibarau Panjang.