Tidak gampang memang merubah kultur sebuah kelompok masyarakat desa yang semangat bertaninya pernah hilang karena terlanda banjir besar dan ditambah lagi dengan aneka hambatan-hambatan alam yang begitu keras, luasnya lahan tidur, keterbatasan ilmu, dan teknologi pertanian yang memadai menjadi masyarakat yang bersemangat bertani. Itulah tantangan klasik yang seringkali dihadapi oleh LAZ Al Azhar saat memulai mengelola sebuah wilayah pedesaan menjadi kawasan pertanian yang mengadopsi sistem pertanian komprehensif.