Jakarta, (21/07) – Di tengah reruntuhan Gaza, dentuman bom bukan lagi jadi teror paling menakutkan, melainkan jeritan dari perut-perut yang kosong. Kelaparan kini merenggut nyawa lebih cepat dari peluru, dan harapan pun menjadi lebih rapuh dari bangunan yang runtuh. Menurut laporan Al Jazeera, sebanyak 79 orang tewas di Gaza utara, dekat perlintasan Zikim saat menunggu truk bantuan PBB pada Minggu, 20 Juli 2025.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyatakan bahwa tak lama setelah memasuki Gaza, konvoi 25 truk WFP yang membawa bantuan pangan bertemu dengan "kerumunan besar warga sipil yang kelaparan" yang kemudian ditembaki.
"WFP menegaskan kembali bahwa segala bentuk kekerasan yang melibatkan warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan sama sekali tidak dapat diterima," demikian pernyataan WFP.
Sejak blokade total pada 2 Maret 2025, Palestina telah menghadapi “kelaparan katastropik”. Lebih dari 1,9 juta berada dalam kondisi kelaparan akut. Kelaparan di Gaza bukan hanya setiap hari dirasakan, tapi menjadi penyebab kematian terbanyak, lebih dahsyat dari bom. Pendistribusian bantuan yang disertai dengan kekerasan bahkan harus kehilangan nyawa membuat situasi makin memburuk. Banyak warga tewas saat mencoba mendapatkan makanan, sementara rumah sakit kewalahan menangani anak-anak yang kekurangan gizi.
Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat 19 kematian akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menyatakan bahwa membuat warga sipil kelaparan merupakan kejahatan perang dan tidak boleh digunakan sebagai senjata.
Dalam situasi ini, Former UN Official, Francesca Albanese juga menyoroti tragedi ini sebagai bagian dari pola kekerasan yang lebih luas dan keji. Ia menyampaikan pendapatnya melalui media X, yang menyamakan dengan perang dunia II.
”My generation was taught Nazism was the greatest evil; and it was; and colonial crimes should’ve not been omitted.”
“Today, a state (Isr4el) starving millions/shooting children for sport, shielded by democracies and dictators alike, is the new abyss of cruelty,” lanjutnya.
Kondisi kemanusiaan semakin memburuk. Kelaparan semakin meluas di masyarakat Palestina. Terus menyuarakan Palestina dan mengikuti berita terkininya adalah salah satu upaya untuk mendukung dan bentuk solidaritas. Selain upaya yang dilakukan oleh PBB, sebagai manusia yang masih memiliki jiwa kemanusiaan, kita juga bisa bantu dalam bentuk apapun, seperti berdonasi melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar.
Sahabat, bantuanmu adalah cahaya di ujung gelapnya lorong penderitaan. Bantu mereka untuk tetap hidup. Karena hari ini, kemanusiaan sedang diuji dan Palestina menanti uluran tanganmu. Klik di sini!