Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar
berkolaborasi dengan Global Humanity Network (GHN) melakukan aksi solidaritas
untuk masyarakat Palestina dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis.
Sebagai wujud kepedulian bersama, kegiatan ini berlangsung di kamp pengungsian
yang berada di daerah Al- Mawasi, Khan Younis, Gaza pada Sabtu, (5/9) lalu.
Kekejaman zionis Israel telah
mengakibatkan kerugian yang sangat luar biasa, hal ini membuat krisis
kemanusiaan yang semakin parah.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023,
zionis Israel dengan brutal menjadikan masyarakat sipil Gaza sebagai sasaran.
Tidak cukup sampai di sana para zionis juga melakukan pengrusakan terhadap
infrastruktur di Gaza. Dari total 36 rumah sakit yang ada, hanya 17 rumah sakit
yang berfungsi, itupun hanya berfungsi sebagian sementara setiap hari warga
Gaza membutuhkan bantuan medis akibat serangan para zionis. Selain itu,
pemeriksaan kesehatan juga begitu ditunggu karena pencemaran sanitasi yang
buruk mengancam kesehatan masyarakat Palestina.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan 86 persen wilayah Gaza saat ini berada di bawah perintah untuk evakuasi. Setidaknya 42.718 orang tewas dan 100.282 lainnya terluka berdasarkan update pada Selasa, 22 Oktober 2024 dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikepung dan dibombardir.
Baca juga: LAZ Al Azhar Serahkan Ambulans untuk Palestina
Manager Program LAZ Al Azhar,
Ulil Ansor mengatakan bantuan untuk masyarakat Palestina telah disalurkan
secara bertahap, kali ini adalah penyaluran program kesehatan. Ini menjadi
tanggung jawab bersama untuk terus membersamai masyarakat Palestina agar
memperoleh kemerdekaannya.
”Bantuan kami berikan dengan membuka layanan kesehatan dan penyediaan obat-obatan gratis. Ada 359 orang penerima manfaat yang telah memeriksakan kesehatannya,” ujarnya.
Baca juga: Semarak Muharam, SMA Islam Al Azhar 9 dan LAZ Al Azhar Yogyakarta Bantu Palestina
Meskipun ditetapkan sebagai zona
aman, namun Kamp Al-Mawasi sering menjadi sasaran bombardir Israel. Menurut
salah satu dokter, Dr. Youssef Salaf al-Farra, setiap hari mereka menangani 300
sampai 400 orang di klinik medis, dan 200 kasus di antaranya terkait dengan
kondisi kulit.
Hingga saat ini, tidak ada lagi
tempat yang aman di wilayah jalur Gaza. Zionis Israel telah mencegah masuknya
lebih dari seperempat juta truk bantuan dan barang sejak perang di wilayah yang
terkepung itu dimulai pada Oktober tahun lalu. Bahkan saat ini, tragedi yang
lebih mengerikan dari genosida, terjadi di Gaza Utara. Diperkirakan 400.000
penduduk terjebak dalam pengepungan tentara israel di Gaza utara.
Masyarakat Palestina masih
berjuang merebut haknya, mari bersama satukan hati untuk terus mendukung mereka.