Kisah ini tentang Putri Siti Jaenab, penjual bubur yang ingin meraih mimpi melalui Rumah Gemilang Indonesia (RGI). Perempuan yang akrab disapa Jaenab ini sudah menjadi yatim sejak usianya 12 tahun. Sepeninggal ayahnya ia tidak bisa melanjutkan pendidikannya dan terpaksa mengubur segala impiannya.
Setelah lulus SD, Jaenab yang berasal dari Bekasi ini belajar ke pesantren tradisional untuk memperdalam ilmu agama selama kurang lebih lima tahun. Lepas pesantren ia membantu sang ibu menjaga toko bubur organik milik salah satu tetangganya dengan penghasilan yang hanya 500.000/bulan. Meski dengan penghasilan yang terbilang kecil, ia tidak pantang menyerah dan terus mencari jalan keluar untuk meraih impiannya menjadi wanita karir demi mengangkat derajat keluarga.
Tahun 2021 ini, Jaenab mendaftarkan diri mengikuti seleksi untuk mejalankan pendidikan dan pelatihan di RGI dengan bersaing bersama ratusan pendaftar. Siapa yang menyangka ini menjadi jalan untuk Jaenab mengembangkan skill demi meraih cita-citanya. Akhirnya Jaenab berhasil lolos menjadi salah satu santri di RGI kelas Aplikasi Perkantoran. Hal ini membuat Jaenab semakin semangat dan yakin, mimpinya menjadi perempuan sukses yang selama ini terkubur, bisa ia raih perlahan bersama teman-temannya dan membuat bangga sang ibu, keluarga serta almarhum ayah tercinta.
Bagi Jaenab, keterbatasan ekonomi dalam keluarga bukanlah menjadi penghalang untuk meraih cita-citanya. Selama ada tekad dan kemauan yang kuat semua pasti bisa digapai. Pendidikan yang diperolehnya tak hanya sebatas pengetahuan mengenai bidang aplikasi perkantoran saja, namun diklat yang ia jalani selama 6 bulan ini juga menerapkan ilmu agama. Dengan harapan setelah lulus kelak Jaenab dan santri lainnya mempunyai bekal hidup di masyarakat.
“Semoga di Rumah Gemilang Indonesia ini, menjadi awal untuk saya kembali membangun angan-angan dan harapan yang telah terkubur beberapa tahun lalu. Saya juga dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama,” ungkapnya.